Kabar kepergian mantan Menteri Luar Negeri wanita pertama AS Madeline Albright menjadi kehilangan mendalam bagi pasangan mantan orang nomor satu Amerika, Bill dan Hillary Clinton.
Albright (89) meninggal pada Rabu (23/3) waktu setempat. Keluarga mengkonfirmasi ia meninggal karena kanker.
Albright adalah wanita pertama yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri dan bertugas di bawah pemerintahan Clinton. Dia adalah diplomat wanita berpangkat tertinggi dalam sejarah pemerintah AS saat itu.
Keluarga Clinton mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka sangat sedih dengan kematian Albright, yang sangat dekat dengan mereka.
"Kepergian Madeleine merupakan kehilangan besar bagi dunia di saat kita sangat membutuhkan pelajaran dari hidupnya, tetapi kita tahu warisannya akan terus hidup melalui semua siswa yang dia ajar dengan sangat baik di Georgetown," kata Presiden ke-42 AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
AP, Kamis (24/3).
Ketika Presiden Clinton terpilih pada tahun 1992, dia meminta Albright untuk membantu transisi pemerintahannya sebelum menawarkan peran sebagai duta besarnya untuk PBB.
Setelah memenangkan masa jabatan kedua, Presiden Clinton menominasikan Albright sebagai Menteri Luar Negerinya.
"Ketika akhir Perang Dingin mengantarkan era baru saling ketergantungan global, dia menjadi suara Amerika di PBB, kemudian mengambil alih kepemimpinan di Departemen Luar Negeri, di mana dia adalah kekuatan yang penuh semangat untuk kebebasan, demokrasi, dan hak asasi manusia," kata keluarga Clinton.
Albright menjadi salah satu juru kampanue Hillary Clinton saat mencalonkan diri sebagai calon presiden melawan Donald Trump pada 2026.
Saat memperkenalkan Clinton di sebuah acara pada tahun 2016, dia menghidupkan kembali ungkapan terkenal, "Ada tempat khusus di neraka bagi wanita yang tidak saling membantu!".
Albright adalah penduduk asli Praha, Cekoslowakia, yang melarikan diri ke AS sebagai pengungsi pada tahun 1948 setelah komunis mengambil alih selama Perang Dunia II.
"Dia adalah seorang imigran yang melarikan diri dari penganiayaan. Seorang pengungsi yang membutuhkan tempat berlindung yang aman. Dan seperti banyak orang sebelum dia—dan sesudahnya—dia dengan bangga menjadi orang Amerika," kata Presiden Joe Biden dalam sebuah pernyataan.
"Untuk membuat negara yang dia cintai ini menjadi lebih baik—dia menentang konvensi dan melanggar batasan lagi dan lagi," ujarnya.