Berita

Kelompok Cipayung Plus di undang ke Istana Negara/Net

Politik

Undang Kelompok Cipayung Plus ke Istana, Jokowi Ingin Bungkam Suara Mahasiswa?

RABU, 23 MARET 2022 | 17:28 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Presiden Joko Widodo bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumpulkan simpul-simpul organisasi mahasiswa yang tergabung dalam kelompok cipayung plus di Istana Negara.

Hadir diantaranya, Ketum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Berikutnya Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (HIKMAHBUDHI), Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Perhimpunan Islam Indonesia (PII), Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMA PERSIS), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).


Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menilai, dikumpulkannya simpul mahasiswa ke Istana Negara itu diduga Jokowi ingin membungkam suara kritis mahasiswa. Pasalnya, kata Ujang belakangan Jokowi diserang berbagai isu miring, sehingga harus mengumpulkan organisasi mahasiswa.

"Mungkin kemarin-kemarin masyarakat banyak yang mengkritik Jokowi, karen isu soal penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Dan Jokowi mendapatkan tone negatif dari publik terkait isu tersebut,” kata Ujang saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (23/3).

Dia menambahkan dikumpulkannya organisasi massa di istana negara tersebut dinilainya sebagai cara Jokowi untuk menetralisir isu yang berkembang saat ini yang menyudutkan presiden dua periode itu.

"Mungkin saja, karena ingin menetralisir keadaan atau ingin isunya cepat berlalu, maka membutuhkan ormas-ormas. Karena kita tahu, banyak dari rakyat yang melek politik itu terafiliasi atau jadi anggota ormas tertentu,” katanya.

Selain itu, kata Ujang, pertemuan Jokowi dengan ormas tersebut bisa diartikan hanya sebatas pertemuan biasa yang dilakukan pemerintah untuk mendengar aspirasi rakyatnya.

"Atau pertemuan itu bisa juga silaturahmi biasa,” tutupnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya