Berita

Ketua Umum JMSI Teguh Santosa menerima penghargaan dari JMSI Kepri usai dialog antikorupsi denghan narasumber Ketua KPK RI Firli Bahuri, Sabtu (19/3)./RMOL

Nusantara

Di Peresmian Kantor JMSI Kepri, Teguh Santosa Kembali Singgung Perjuangan Laut Natura Utara

SABTU, 19 MARET 2022 | 21:57 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Komunitas pers nasional perlu memberikan perhatian ekstra pada wilayah-wilayah terdepan NKRI, seperti Kepulauan Natuna di Provinsi Kepulauan Riau.

Hal ini sedikit disinggung oleh Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa ketika berbicara dalam peresmian Kantor JMSI Provinsi Kepulauan Riau yang berada di TBC Batam Center, Kepri, Sabtu (19/3).

Dalam kegiatan itu hadir Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Firli Bahuri, Ketua Dewan Pembina JMS Kepri Yan Fitri, Walikota Batam Muhammad Rudi, sejumlah bupati dan walikota di Kepri, serta pengurus JMSI dari seluruh Indonesia.

Awalnya, Teguh mengatakan, dirinya senang dapat kembali mengunjungi Kepri. Dia semakin senang karena panitia menjadwalkan perjalanan ke Pulau Natuna yang berjarak sekitar 600 kilometer dari Batam ke arah timurlaut.

Teguh yang juga dosen di jurusan hubungan internasional Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, mengatakan dalam beberapa tahun terakhir ini perairan Natuna dan problematika yang dihadapi Indonesia di kawasan Laut China Selatan kerap menghiasi diskusi di kelas politik Asia Timur yang diampunya di jurusan Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

“Bagaimana pun juga, Laut China Selatan adalah salah satu hot spot politik global. Adapun Pulau Natuna khususnya, dan Kepulauan Riau umumnya, berhadapan langsung dengan hot spot itu,” ujarnya.

Teguh Santosa juga menyinggung peta baru NKRI yang diumumkan pemerintah pada bulan Juli 2017.  Ada sejumlah hal baru di dalam peta, termasuk penggunaan nama Laut Natuna Utara di perairan yang ada di utara Pulau Natuna.

Nama ini digunakan setelah penyelesaian sengketa perbatasan Indonesia dengan Malaysia, Vietnam, dan Filipina di perairan yang selama ini disebut Laut China Selatan.

Namun pemerintah Republik Rakyat China (RRC) secara resmi memprotes penggunaan nama Laut Natuna Utara itu. Sudah lebih dari satu dekade terakhir China memang agresif di kawasan itu.

Teguh mengatakan, semua elemen bangsa, termasuk masyarakat pers nasional, perlu ikut  mengawal wilayah Indonesia di perbatasan dengan memproduksi reportase-reportase yang konstruktif.

“Wilayah Indonesia di perbatasan selalu menjadi incaran negara lain. Kita harus ikut mengawalnya,” demikian Teguh Santosa.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya