Berita

Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Mahfudz Siddiq/Net

Politik

Sekjen Gelora: Dampak Perang Rusia-Ukraina Sektor Pangan Harus Diwaspadai Indonesia

JUMAT, 18 MARET 2022 | 23:59 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Ketersediaan pasokan pangan Indonesia harus dipastikan aman. Sebab selain karena dampak pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir, pasokan pangan dalam negeri dikhawatirkan akan terhambat akibat adanya perang Rusia-Ukraina.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Mahfudz Siddiq dalam Webinar Moya Institute bertajuk “Dampak Global Invasi Rusia ke Ukraina", Jumat (18/3).

"Seluruh negara termasuk Indonesia harus memitigasi risiko terkait persoalan pangan ini. Kelihatannya perang Rusia dan Ukraina belum akan berakhir dalam waktu dekat," kata Mahfudz.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memitigasi dampak perang Rusia dan Ukraina bagi sektor pangan. Pertama adalah tingkat produksi pangan.

Indonesia, menurut Mahfudz, seharusnya mampu meningkatkan produksi pangan guna mengantisipasi perang Rusia dan Ukraina dalam jangka panjang.

"Hal kedua yang harus dipertimbangkan adalah diversifikasi pangan. Faktanya, kita masih mengalami persoalan terkait upaya diversifikasi pangan, contohnya terlihat dalam komoditas kedelai," jelasnya.

Yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah rantai distribusi pangan, mekanisme harga dan transparansi pasar, tingkat dependensi global di sektor perdagangan, dan pasokan serta pengembangan teknologi pertanian.

Masih dalam diskusi yang sama, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, Dr Mukhaer Pakkanna menyebut invasi Rusia ke Ukraina membuat perekonomian Indonesia dihantui stagflasi.

Stagflasi yakni suatu kondisi ketika pertumbuhan ekonomi lambat, pengangguran tinggi dan inflasi tinggi terjadi secara bersamaan.

Dicontohkan, Ukraina memasok 2,96 juta ton gandum atau setara 27 persen dari total gandum yang diimpor Indonesia. Maka, harga gandum akan naik seiring dengan invasi Rusia ke Ukraina dan berdampak ke konsumsi Indonesia.

"Gandum merupakan bahan baku produk makanan mi instan dan Indonesia adalah negara pengonsumsi mi instan terbesar kedua di dunia, dengan total 12,6 miliar porsi pada 2020," tegasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya