Berita

Peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata/Net

Politik

Melihat Gaya Komunikasi Jokowi, Insis Menilai Potensi Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Terbuka

SELASA, 15 MARET 2022 | 10:53 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Alasan untuk menunda Pemilu 2024 mendatang sebagaimana yang diwacanakan ketua umum partai koalisi dinilai tidak tepat dan kuat. Sehingga wacana penundaan ini akan berbuah mustahil. Namun demikian, opsi untuk membuat aturan presiden menjabat 3 periode masih terbuka lebar.

Peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk perpanjangan masa jabatan presiden hingga tiga periode adalah melalui amandemen UUD melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Jika mayoritas partai pendukung pemerintah, maka bisa saja peluang perpanjangan masa presiden terjadi.


“Hanya saja, untuk perpanjangan masa presiden tetap saja melalui pemilu," ujar Dian kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/3).

Baginya memaksakan untuk penundaan pemilu merupakan hal mustahil. Apalagi, alasan yang disampaikan selama ini tidak tepat dan kuat.

"Alasan covid masih mewabah justru terbantahkan saat pelaksanaan Pilkada 2020. Bahwa pelaksanaan Pilkada 2020 justru dilaksanakan pada saat angka covid masih tinggi," kata akademisi Universitas Ibnu Chaldun (UIC) itu.

Tetapi, jika melihat gaya komunikasi politik dan perilaku politik Jokowi, maka isu perpanjangan masa jabatan presiden masih berpotensi terjadi. Terlebih, publik masih ingat saat Presiden Jokowi menolak dicalonkan menjadi presiden di awal tahun 2013.

Sementara saat ini, Jokowi mulanya mengaku mereka yang mendorong wacana perpanjangan masa jabatan presiden adalah orang yang mencari muka, menampar mukanya, dan menjerumuskannya. Tapi belakangan Jokowi menyebut wacana itu bagian dari demokrasi.

“Tentu masih ingat juga gaya komunikasi dia yang khas menolak menjadi capres. Apa itu copras capres. Saat itu dia mengaku fokus mengurus Jakarta. Belakangan, dia menjadi capres juga," ungkit Dian.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya