Berita

Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Anwar Iskandar/Net

Politik

Pro-Kontra Penundaan Pemilu, Wakil Rais Aam PBNU Sarankan Dibahas di Forum MPR

SABTU, 12 MARET 2022 | 09:39 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Wacana penundaan pemilihan umum (Pemilu) terus menjadi kontroversi di masyarakat. Belakangan ada kelompok yang setuju dengan penundaan dan sebagian menolak karena sudah menjadi keputusan konstitusi Indonesia.

Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Anwar Iskandar turut menyoroti terkait keriuhan pro kontra penundaan Pemilu. Menurut Kiai Anwar, perbedaan pandangan itu adalah hal biasa dalam negara demokrasi.

Kiai Anwar mengingatkan, di tengah perbedaan pandangan yang terpenting jangan sampai mengoyak persatuan bangsa.

Terkait dengan perbedaan pandangan atas munculnya wacana penundaan Pemilu, Pengasuh Ponpes Al Amien, Kediri Jawa Timur itu menyatakan agar dibahas dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Kata Kiai Anwar, MPR-lah yang memiliki kewenangan apakah penundaan Pemilu diperlukan atau tidak.

"Perbedaan itu perlu dan biasa saja, yang paling penting harus menjaga persatuan bangsa. Jangan sampai karena perbedaan malah jadi berantem dan menimbulkan permusuhan, itu tidak boleh," demikian pendapat Kiai Anwar kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu pagi (12/3).

Saat ditanya apakah menyetujui wacana penundaan Pemilu, Kiai Anwar menyarankan pihak MPR harus benar-benar melakukan kalkulasi politik secara detail, termasuk soal risiko politiknya terkait penundaan Pemilu ini.

Dikatakan Kiai Anwar, wacana penundaan Pemilu adalah domain anggota legislator dan senator di forum MPR. Apalagi, Indonesia dalam dua tahun terakhir telah menghadapi pandemi Covid-19 yang membutuhkan dana tidak sedikit.

"Kita kalkulasi dulu, pertama, ongkos Pemilu tentu tidak sedikit. Kedua, risiko politiknya harus dihitung juga. Jadi kita kalkulasi dulu, belum sampai kesana (setuju atau tidak)," sambungnya.

Saat ini, ia menyebut perbedaan pandangan harus tetap diberi ruang karena hal itu merupakan bagian dari demokrasi.

"Tapi harus dijaga persatuan. Kalau MPR menyetujui (penundaan Pemilu) baru kita dukung," demikian argumentasi Kiai Anwar.

Ia juga mengimbau para kiai untuk menjalankan fungsinya mendinginkan masyarakat. Dengan demikian, perbedaan yang muncul tidak menimbulkan benturan keras yang mengancam persatuan bangsa dan negara.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

UPDATE

Jelang Laga Play-off, Shin Tae-yong Fokus Kebugaran Pemain

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:54

Preseden Buruk, 3 Calon Anggota DPRD Kota Bandung Berstatus Tersangka

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:40

Prof Romli: KPK Gagal Sejak Era Antasari, Diperburuk Kinerja Dewas

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:15

Waspada Hujan Disertai Petir di Jakarta pada Malam Hari

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:28

Kemenag Minta Umat Tak Terprovokasi Keributan di Tangsel

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:23

Barikade 98: Indonesia Lawyers Club Lebih Menghibur daripada Presidential Club

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:20

Baznas Ungkap Kiat Sukses Pengumpulan ZIS-DSKL Ramadan 2024

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:01

Walkot Jakpus Ingatkan Warga Jaga Kerukunan Jelang Pilgub

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:35

Banyak Fasos Fasum di Jakarta Rawan Diserobot

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:19

Sopir Taksi Online Dianiaya Pengendara Mobil di Palembang

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:15

Selengkapnya