Berita

Mantan Duta Besar RI untuk Ukraina, Yuddy Chrisnandi/Net

Dunia

Soal Resolusi PBB tentang Ukraina, Yuddy Chrisnandi: Indonesia Seharusnya Tawarkan Alternatif, Bukan Memihak

KAMIS, 03 MARET 2022 | 12:16 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Keputusan Indonesia menyetujui resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menekan Rusia atas serangannya ke Ukraina, disayangkan oleh banyak pihak.

Resolusi tersebut disetujui oleh Indonesia dan 140 negara lainnya selama sesi darurat pada Rabu (2/3). Sementara lima negara tidak setuju, dan 35 lainnya abstain.

Dalam resolusi tersebut, PBB mengutuk langkah Presiden Vladimir Putin yang memutuskan untuk menempatkan persenjataan nuklir Rusia pada posisi siaga.

Menanggapi langkah tersebut, mantan Duta Besar RI untuk Ukraina, Prof. Yuddy Chrisnandi menilai, posisi Indonesia seharusnya tidak menyiratkan dukungan terhadap negara yang tengah berkonflik.

Alih-alih, Indonesia harus mengimplementasikan politik luar negeri bebas aktif. Terlebih, lanjut dia, Indonesia sedang memegang Presidensi G20 dan dikenal sebagai pemimpin ASEAN.

Yuddy mengatakan, Indonesia bisa berperan untuk mengumpulkan negara ASEAN, seperti pemimpin Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang mengumpulkan negara-negara Eropa di Brussel dalam satu hari untuk membahas situasi di Ukraina.

"Sebagai pemimpin G20 ini, sejauh mana perannya, kira-kira ada tidak pengaruhnya pressing (tekanan) diplomasi dalam situasi seperti ini," kata Yuddy dalam keterangannya yang diterima redaksi pada Kamis (3/3).

"Apakah sebagai pemimpin ASEAN juga bisa membicarakan ini, menjadi suara ASEAN untuk menyelesaikan konflik Rusia vs Ukraina," imbuh mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) itu.

Selain itu, ia juga menekankan, Indonesia perlu melakukan terobosan diplomasi yang efektif dan aktif.

Dalam hal ini, Indonesia bisa menjadi poros alternatif dengan memanfaatkan perannya sebagai Presidensi G20 yang akan digelar di Bali pada November 2022 mendatang.

"Kita harus menjadi poros alternatif, misalkan Rusia menginginkan pertemuan di Belarus, Ukraina minta di Israel dan Indonesia bisa menawarkan di Bali. Ini akan menjadi poros menarik,” demikian Yuddy.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

SPS Aceh Dinobatkan sebagai SPS Provinsi Terbaik 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:53

Hari Ini Nasdem Muara Enim Buka Penjaringan Balon Bupati dan Wabup

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:36

Prof Sugianto Janjikan Netralitas ASN pada Pilkada 2024 kalau Ditunjuk jadi Pj Bupati

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:14

Teriakan "Ijeck Gubernur" Menggema di Syukuran Kosgoro 1957 Sumut

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:58

Dihiasi 2 Penalti, Bayern Vs Madrid Berakhir 2-2

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:46

Dai Kondang Ustaz Das'ad Latif Masuk Daftar Kandidat Nasdem untuk Pilwalkot Makassar

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:22

Jelang Pilkada, Pj Gubernur Jabar Minta Seluruh ASN Jaga Netralitas

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:58

Ekonomi Pakistan Semakin Buruk

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:37

Kader PKB Daftar sebagai Bacabup Aceh Besar lewat Demokrat

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:29

Ngaku Punya Program Palembang Bebas Banjir, Firmansyah Hadi Daftar di PDIP

Rabu, 01 Mei 2024 | 02:31

Selengkapnya