Berita

Dubes Ukraina Vasyl Hamianin/RMOL

Dunia

Putin Adu Domba Umat Muslim Rusia dan Ukraina

SELASA, 01 MARET 2022 | 12:54 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Sungguh memprihatinkan. Ambisi dan obsesi Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina membuat masyarakat muslim di kedua negara berbenturan.

Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan, terlebih umat Muslim Ukraina yang umumnya tinggal di Krimea telah menjadi korban dari obsesi Rusia sejak lama.

Muslim Ukraina yang umumnya berasal dari Semenanjung Krimea merupakan kelompok etnik Tatar Krimea.

Setelah merebut Krimea dari Nazi Jerman di era Perang Dunia Kedua, Uni Soviet mendeportasi kelompok etnik Tatar Krimea dari tanah kelahiran mereka.

Umumnya mereka dikirimkan ke negeri-negeri Asia Tengah yang telah lebih dahulu menjadi wilayah yang dikuasai Uni Soviet. Sebagai gantinya, Uni Soviet memasukkan kelompok etnik Rusia ke Krimea, sehingga sebagian besar penduduk Krimea saat ini adalah kelompok etnik Rusia.

“Ini yang menjelaskan mengapa dalam referandum di tahun 2014 di Krimea, kelompok separatis menang di Krimea,” ujar Duta Besar Republik Ukraina Vasyl Hamianin dalam perbincangan dengan redaksi Kantor Berita Politik RMOL.  

Setelah Krimea diduduki Rusia tahun 2014, kelompok etnik Tatar Krimea dipersekusi dan diberi cap sebagai teroris.

Krimea digabungkan dengan Ukraina pada tahun 1954 oleh pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet, Nikita Kruschev. Pada tahun 1991, ketika Ukraina meninggalkan Uni Soviet, Krimea ikut serta bersama Ukraina.

Dubes Hamianin prihatin dengan keputusan pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, yang dikenal sebagai pemimpin Muslim berpengaruh di Federasi Rusia. Bagaimana mungkin, Ramzan Kadyrov ikut skenario adu domba Putin membenturkan umat Muslim di kedua negara.

“Mereka kira, rakyat Ukraina, termasuk umat Muslim Ukraina, tidak akan memberikan perlawanan. Mereka keliru. Karena umat Muslim Ukraina merupakan kelompok yang paling keras menentang invasi Rusia. Bagi mereka, hanya ada dua hal yang harus dilakukan menghadapi invasi Rusia, yakni berdoa dan bertempur,” ujar Dubes Hamianin.

Dia mengingatkan bahwa pemuka-pemuka agama Islam di Ukraina telah mengingatkan agar umat Muslim di Rusia tidak terlibat dalam invasi ini.

Peringatan itu telah disampaikan Mufti Tinggi Ukraina, Sheikh Said Ismahilov, dalam konferensi yang dihadiri pemuka-pemuka agama di Ukraina pada awal Februari lalu.

Seruan serupa juga disampaikan Mufti Krimea,  Sheikh Aider Rustemov, yang mengimbau agar umat tentara Rusia yang beragama Islam untuk meninggalkan perbatasan dan kembali ke rumah.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya