Berita

Ilustrasi tentara/Net

Publika

Dampak Kelebihan Produksi Senjata Militer

SENIN, 28 FEBRUARI 2022 | 07:57 WIB | OLEH: DR. IR. SUGIYONO, MSI

KELEBIHAN produksi senjata militer, yang tidak dimasukkan dalam pelaporan formal transparan sebagaimana kegiatan pendataan dan informasi dalam menghitung ekonomi makro Produk Domestik Bruto telah berdampak negatif terhadap peradaban manusia, misalnya terjadinya kasus invasi militer oleh Rusia ke Ukraina baru-baru ini.

Vladimir Putin mempunyai rekam jejak di dunia inteligen Dinas Rahasia. Setelah menjadi Presiden Rusia, Vladimir Putin sebagai politisi dihadapkan pada pilihan untuk mencarikan solusi atas fenomena kelebihan produksi persenjataan militer super modern berikut kelebihan persenjataan hulu ledak nuklir, sebagai kartu mati untuk senjata pemusnah masif.

Bisnis perdagangan senjata militer secara formal dalam payung perdamaian dunia untuk memperoleh kemakmuran berlebihan demi kejayaan bangsa dan negaranya terkesan kurang menjanjikan, sehingga dipraktekkan perekayasaan untuk membenarkan invasi militer.


Masa kelam usia balita dari Vladimir Putin pada kehidupan kekejaman perang dan kerasnya masa remaja dalam mencapai penghidupan keluarga yang lebih baik untuk menikmati kemakmuran ekstra, maka akumulasi jejak sejarah itu mungkin menjadi pengantar terhadap insiden terjadinya bisnis militer dalam melakukan invasi ke negara tetangga.

Invasi diawali dengan menggunakan propaganda memerdekakan komunitas para pemberontak. Pemberontak yang berada di negara tetangga, yang dikonstruksikan menderita pelanggaran HAM berat untuk dimerdekakan. Oleh karena untuk memperoleh jalur perjalanan darat ke laut lepas guna mudah mendapatkan kelancaran arus barang dan jasa serta kesenangan wisata udara segar musim panas, maka Vladimir Putin termotivasi untuk menganeksasi Crimea. Crimea, yang dahulu merupakan bagian dari regime USSR.

Crimea, juga merupakan bagian dari Ukraina sebagai negara merdeka, tidak menjadi halangan untuk Vladimir Putin dalam memperoleh wilayah hegemoni yang baru, atas latar belakang sejarah lama USSR.

Apa yang terjadi di Cremia, kemudian dikembangkan ke wilayah lain dari Ukrainia, bahkan untuk pembenaran dalam menginvasi Ukrainea digunakan dasar berfikir bahwa wilayah Rusia terlalu sempit untuk memperoleh kemakmuran, yang dimulai dari fenomena kelebihan produksi senjata militer.

Bukan hanya Ukraina sebagai terbaru, namun praktek the economic hitman untuk perluasan pengembangan kelembagaan dinas rahasia inteligen guna memproduksi konflik ekonomi, politik, dan mematangkan propaganda invasi militer ke negara lain merupakan fenomena pengembangan bisnis militer.

Ini kemudian menjadi sebuah mekanisme transformasi ekonomi bisnis militer yang menjadi tantangan sangat serius pada kinerja Dewan Keamanan dari Perserikatan Bangsa Bangsa. Pelanggaran berat untuk keanggotaan tetap, yang memiliki hak veto. Hak veto yang menjadi pintu masuk pelembagaan bisnis perang sebagai sisi kelam yang paling mengerikan dan sumber pertikaian mendasar, yang mewarnai perjalanan sejarah sisi gelap dari efektivitas pembentukan Perserikatan Bangsa Bangsa.

Penulis adalah peneliti Indef, yang juga pengajar di Universitas Mercu Buana

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya