Berita

Tentara melempar granat/Net

Publika

Ekonomi Invasi Rusia ke Ukraina

JUMAT, 25 FEBRUARI 2022 | 07:27 WIB | OLEH: DR. IR. SUGIYONO, MSI

PENGARUH invasi Rusia ke Ukraina tidaklah besar untuk pelaku ekonomi Indonesia. Hal itu, karena nilai ekspor Indonesia ke Rusia sebesar 111.095 ribu dolar AS per Desember 2021.

Nilai impor Indonesia dari Rusia sebesar 120.925 ribu dolar AS pada periode yang sama.

Sebab, peran kemitraan perdagangan Indonesia dengan RRC, Amerika, Uni Eropa, Jepang, ASEAN, Australia, dan India jauh lebih menentukan sistem perekonomian terbuka Indonesia dibandingkan manfaat ekonomi yang diperoleh dari Rusia.


Rusia bertindak melakukan invasi ke Ukraina dengan dalih untuk membela kepentingan para pemberontak Ukraina di sebagian “kecil” wilayah perbatasan antara Ukraina dengan Rusia.

Pertimbangan invasi Rusia ke Ukraina, karena pertimbangan potensi kepentingan Rusia menerima manfaat dari aneksasi sumberdaya alam, merespons aspek strategis politis terhadap keinginan dari Ukraina bergabung dengan NATO, juga untuk penguatan motif politik dari kondisi Vladimir Putin dalam melakukan manuver revitalisasi penguatan kinerja politik dalam negeri terhadap perkembangan ekonomi politik Rusia akhir-akhir ini atas momentum membangkitkan kembali pembentukan visi kejayaan Uni Sovyet.

Cadangan devisa Rusia sebanyak tiga kali lipat dibandingkan Amerika Serikat, namun pernyataan tegas dari Jepang yang anti invasi Rusia ke Ukraina, kemudian RRC bersifat serba pasif menunggu itu, maka posisi perekayasaan untuk membesarkan invasi Rusia ke Ukraina menjadi potensi pembentukan Perang Dunia III sungguh sangat tergantung dari dukungan fisik nyata kekuatan pergerakan pasukan militer modern dari RRC.

RRC dewasa ini mempunyai cadangan devisa terbanyak di dunia dan RRC. Posisi cadangan devisa itu dapat menjadi indikator sangat sederhana terhadap seberapa tangguh daya tahan perekonomian terbuka dari suatu negara, termasuk Rusia yang akankah bertahan lama dari potensi dampak buruk pemberlakuan embargo ekonomi dalam sudut pandang pertimbangan ekonomi perdagangan internasional.

Keberadaan neraca transaksi berjalan Rusia yang sebesar 41,80 miliar dolar AS pada triwulan IV 2021 memberikan sinyal bahwa daya tahan kekuatan militer dari invasi Rusia ke Ukraina akan sangat ditentukan potensi berhentinya kegiatan ekspor dan impor dari Rusia segera setelah Amerika Serikat dan sekutunya, serta Jepang bertindak menekan perdagangan internasional Rusia di tengah di tengah tingginya laju inflasi di Rusia yang sebesar 8,3 persen per tahun pada triwulan IV tahun 2021.

Implikasi lanjutannya adalah pertumbuhan ekonomi Rusia yang sebesar 4,3 persen pada periode yang sama akan relatif mudah mengalami kontraksi ekonomi atas tekanan embargo perdagangan internasional di tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Rusia mungkin sulit mengulangi kejayaan jenis perang dingin atas serangan Napoleon Bonaparte dan Adolf Hitler dalam edisi keganasan era perang salju.

Penulis adalah peneliti Indef, yang juga pengajar pada Universitas Mercu Buana

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya