Berita

Raja Abdullah II dari Yordania/AP

Dunia

Setelah Kena Pandora Papers, Uang Rahasia Raja Yordania di Swiss Terbongkar

SELASA, 22 FEBRUARI 2022 | 10:18 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Dokumen yang bocor mengungkap besarnya kekayaan yang dimiliki oleh Raja Abdullah II dari Yordania. Hal itu memicu perdebatan lantaran situasi ekonomi negara yang sedang tidak baik.

Sejumlah media pada Minggu (20/2) menerbitkan bocoran data yang berisi rincian ribuan rekening bank di Credit Suisse dari tahun 1940-an hingga 2010-an.

Di antara data tersebut, ditemukan setidaknya enam rekening milik Raja Abdullah dengan nilai puluhan juta franc Swiss.

Kebocoran itu terjadi beberapa bulan setelah kemunculan Pandora Papers, yang menyebut Raja Abdullah menggunakan rekening luar negeri untuk membeli properti mewah di Amerika Serikat dan Inggris senilai lebih dari 100 juta dolar AS.

Menanggapi kebocoran data tersebut, Istana Kerajaan mengeluaran pernyataan pada Senin (21/2). Istana menyebut informasi tersebut tidak akurat dan menyesatkan.

"Laporan-laporan baru-baru ini digunakan untuk mencoreng Yang Mulia dan Yordania dan memutarbalikkan kebenaran," kata istana.

Istana menjelaskan, angka-angka itu dibesar-besarkan karena jumlah dalam rekening telah dihitung berkali-kali. Selain itu, sebagian besar uang yang tercantum dalam beberapa laporan terkait dengan penggantian pesawat yang diwarisi raja dari ayahnya, mendiang Raja Hussein.

Raja Abdullah menjual pesawat Airbus 340 senilai 212 juta dolar AS, dan menggantinya dengan jet Gulfstream yang lebih kecil dan lebih murah, yang hingga saat ini masih digunakan.

Di samping itu, seluruh tabungan yang dimaksud merupakan kekayaan pribadi raja untuk menutupi biaya keluarga kerajaan, termasuk inisiatif kerajaan di seluruh negeri selama beberapa tahun terakhir dalam membantu kelompok kurang mampu.

Istana kemudian mengatakan, raja secara pribadi telah membeli properti menggunakan dananya sendiri, dan tidak ada dana dari anggaran atau kas negara yang digunakan.

Dokumen yang bocor bertepatan dengan kekecewaan di antara warga Yordania. Selama beberapa waktu terakhir, warga Yordania melakukan protes jalanan terhadap kesulitan ekonomi, pengangguran yang tinggi dan kurangnya kemajuan dalam reformasi politik.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya