Berita

Presiden Suriah Bashar Al Assad/Net

Dunia

Kena Jebakan Utang Lewat BRI, Suriah Akan Dikuasai China?

MINGGU, 20 FEBRUARI 2022 | 13:38 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Langkah Suriah untuk bergabung dengan Belt and Road Initiatives (BRI) China dinilai dapat memperburuk krisis ekonomi yang dihadapi negara konflik itu.

Presiden Suriah Bashar Al Assad terkesan dengan inisiatif Beijing untuk menggagalkan intervensi militer Barat langsung di bawah Dewan Keamanan PBB.

Assad berharap, masuknya Suriah ke dalam BRI akan membantu dalam meningkatkan kerjasama bilateral dengan China dan kerjasama dengan negara-negara lain di sepanjang BRI, yang akan memungkinkan untuk menghindari dampak sanksi AS terhadap negara tersebut.

Namun, BRI seringkali dikaitkan dengan jebakan utang China yang kerap menjerat negara-negara dunia ketiga. Bergantungnya Suriah pada China juga bisa memicu risiko.

Dikutip ANI News, China memanfaatkan keputusasaan Suriah yang tengah kesulitan menghadapi krisis ekonomi sejak perang saudara pada 2011.

Kehadiran proyek-proyek China di Suriah akan meningkatkan pengaruh Beijing di Timur Tengah. Suriah disebut berada di bawah radar China karena mewakili koridor ke Laut Mediterania, yang melewati Terusan Suez dan menghubungkan China ke Benua Afrika dan Eropa.

Ekonomi Suriah telah hancur oleh perang dan menyaksikan kehancuran besar-besaran infrastruktur senilai 120 miliar dolar AS. Sesuai perkiraan PBB, pembangunan kembali Suriah yang dilanda perang akan membutuhkan sekitar 250-400 miliar dolar AS.

Sejauh ini, Damaskus hanya dapat mengalokasikan 115 juta dolar AS untuk rekonstruksi dari total pengeluaran anggaran sebesar 8,9 miliar dolar AS pada tahun 2019.

Situasi pandemi Covid-19 juga telah menambah tekanan tambahan pada anggaran Damaskus. Hal itu terbukti dengan anggaran Suriah untuk tahun 2022 adalah yang terkecil sejak 2011, yaitu 5,3 miliar dolar AS, dengan defisit 1,6 miliar dolar AS.

Meski China mampu membantu menghidupkan kembali ekonomi di Suriah, sulit bagi Damaskus untuk akhirnya bisa membayar utang-utang tersebut.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya