Berita

Ilustrasi penjual minyak goreng/Net

Nusantara

Jeritan Hati Emak-emak Hadapi Kelangkaan dan Tingginya Harga Minyak Goreng

SABTU, 19 FEBRUARI 2022 | 04:58 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Minyak goreng yang telah ditetapkan pemerintah dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 14 ribu per liter menjadi produk yang sangat tidak mudah ditemukan.

Sehingga Ibu Rumah Tangga (IRT) di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, terpaksa membeli minyak goreng dengan harga yang tinggi agar bisa memenuhi kebetuhan sehari-harinya.

Seperti yang dirasakan Asri (48) warga Lengkong, Serpong, Tangsel. Asri terpaksa membeli minyak goreng di warung kelontong dengan harga tinggi per liternya.


"Susah sekarang cari minyak goreng murah. Mau enggak mau, beli di toko eceran harganya Rp 20 ribu per liter, lumayan juga kalau harganya segitu," kata Asri, dikutip Kantor Berita RMOLBanten, Jumat (18/2).

Asri hanya berharap, harga minyak goreng di toko ritel maupun di toko eceran bisa menyesuaikan HET yakni seharga Rp 14.000 per liter.

"Kepingin saya itu, harga minyak goreng semuanya sama Rp 14.000. Masa di toko kelontong harganya tinggi, apa mungkin dia langsung matok harga mahal. Ya semoga pemerintah bisa bertindak menyesuaikan harga minyak goreng," tandasnya.

Senada dengan Asri, IRT lainnya, Lisa (30), warga Pamulang juga kesulitan mencari minyak goreng.

"Saya keliling toko ritel sama sekali enggak dapet. Daripada enggak dapat sama sekali, ya beli di toko kelontong yang masih jual. Walaupun harganya Rp 40 ribu untuk dua liter," tutur Lisa.

Sementara, salah seorang pedagang minyak goreng, Lilis, mengaku hanya menerima dua dus pasokan minyak goreng di toko tempatnya berjualan setiap minggunya.

"Itu minyak goreng sejam juga habis, karena dari distributor hanya dijatah dua dus. Satu dus isi 12 kemasan satu liter dan 6 kemasan isi 2 liter," ungkap Lilis.

Akibatnya, Lilis kerap mendapat ocehan dari pelanggannya yang tak kebagian stok minyak goreng.

"Pelanggan saya pada jengkel, katanya saya enggak mau sisihkan buat dia. Padahal stoknya sedikit, kalau kita tahan yang datang membeli dan butuh banyak," keluh Lilis.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya