Berita

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo/Net

Politik

Wadas Bikin Elektabilitas Ganjar Melorot, Pengamat: Pemilih Tak Bisa Dibodohi Lagi dengan Pencitraan

SELASA, 15 FEBRUARI 2022 | 12:18 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Gejolak yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo terkait tambang batu andesit untuk pembangunan Bendungan Bener telah memberi dampak negatif kepada pribadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dampak negatif yang didapat Ganjar setidaknya terkait tingkat elektabilitasnya yang melorot selama kurun waktu Agustus 2021, Desember 2021, dan Februari 2022.

Temuan tersebut direkam Lembaga Survei & Polling Indonesia (SPIN) dalam riset kuantitatif terbarunya pada 31 Januari hingga 11 Februari 2022 yang melibatkan 1.230 responden dari 34 provinsi.

SPIN mencatat elektabilitas Ganjar pada Agustus 2021 berada di kisaran 15,6 persen, sementara di Desember 2021 turun menjadi 13,1 persen, dan Februari 2022 turun lagi menjadi 12,8 persen.

Direktur SPIN, Igor Dirgantara, dalam rilis surveinya kemarin melihat penurunan elektabilitas Ganjar yang konsisten terjadi salah satunya dipicu prahara yang terjadi di Wadas.

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie sependapat dengan Igor yang menilai tingkat elektabilitas Ganjar yang turun lantaran pola kepemimpinannya pada kisruh Wadas tak memihak kepada warga sekitar.

"Bagi saya akan sulit menaikan lagi elektabilitas Ganjar Pranowo ini, akibat lemahnya kepemimpinan dia," ujar Jerry kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/2).

Pada kejadian di Wadas, Jerry melihat sikap Ganjar cenderung mendukung pelaksana proyek penambangan batu andesit tanpa menghiraukan tuntutan warga yang terancam lingkungan hidupnya.

"Saya lihat Ganjar akan dikendalikan para oligarki," tuturnya.

Maka dari itu, Jerry memperkirakan Ganjar akan sulit maju sebagai capres 2024 apabila elektabilitasnya tergerus dengan perilakunya sendiri.

"Para pemilih tak bisa dibodohi lagi dengan pencitraan murahan," demikian Jerry.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Aceh Selatan Terendam Banjir hingga Satu Meter

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:58

Prabowo Bertemu Elite PKS, Gerindra: Dukungan Moral Jelang Pelantikan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:39

Saham Indomie Kian Harum, IHSG Bangkit 0,54 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:26

Ini Alasan Relawan Jokowi dan Prabowo Pilih Dukung Rido

Jumat, 11 Oktober 2024 | 23:19

Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Ukir Sejarah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:54

Pensiun Jadi Presiden, Jokowi Bakal Tetap Rutin Kunjungi IKN

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:42

Sosialisasi Golden Visa Bidik Top Investor di Bekasi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:31

Soal Kasus Alex Marwata, Kapolda Metro: Masalah Perilaku Kode Etik yang Jadi Pidana

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:26

Kontroversi Gunung Padang: Perdebatan Panjang di Dunia Arkeolog

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:20

ASDP Ajukan Praperadilan Buntut Penyitaan Barbuk, KPK Absen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 22:17

Selengkapnya