Pakar ekonomi Faisal Basri/Net
Pakar ekonomi Faisal Basri membeberkan sejumlah penyakit mendasar Indonesia sebelum serangan pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 di bidang ekonomi nasional yang selama ini dikambinghitamkan.
Menurut Faisal Basri, kondisi ekonomi Indonesia sudah mengkhawatirkan dan menurun drastis sebelum adanya pandemi Covid-19.
"Indonesia sebelum Covid ditunjukkan kemampuan pemerintah menarik pajak turun ke level terendah sepanjang sejarah dan hanya menduduki posisi 127 dari 140 negara,†tegas Faisal dalam diskuis "Indonesia Bangkit" yang disiarkan
TVOne, Senin malam (14/2).
Dalam sektor industrial, Indonesia juga tidak mampu bangkit dari pertumbuhan produk domestik brutonya. Hal ini sudah tampak sebelum adanya ancaman pandemi menyerang Indonesia dua tahun lalu.
“Sebelum krisis Covid-19, industrialisasi melemah ditunjukkan dari pertumbuhan industri yang selalu lebih rendah daripada pertumbuhan PDB-nya,†imbuhnya.
Kemudian, Faisal Basri juga menyinggung peranan teknologi yang kurang di Indonesia.
“Sebelum krisis, peranan teknologi semakin dipinggirkan. Ekspor Indonesia mayoritasnya adalah teknologi rendah, yang berteknologi tinggi cuman 8 persen dan ternyata turun. Jadi bukan hanya rendah, tren
income turun,†ucapnya.
Selanjutnya soal investasi. Sektor ini, Indonesia belum mampu menjual SDA dan SDM-nya kepada para investor. Hal ini tercermin bahwa Investasi di Indonesia belum mencapai target.
“Indonesia investasinya terbesar kedua setelah China dinyatakan dalam PDB. Tetapi hasilnya sedikit sekali, tercermin dari besaran ICOR (Incremental Capital Output Ratio) yang 50 persen lebih besar dari sebelum-sebelumnya. Jadi investasi besar tapi hasilnya sedikit. Inilah penyakit penyakit-penyakit mendasar pada diri kita (Indonesia),†tandasnya.