Pemerintah junta militer Myanmar menaikkan harga data seluler/Reuters
Pemerintah junta militer Myanmar menaikkan harga data seluler/Reuters
Namun di Myanmar, pemerintah junta militer tampaknya menggunakan internet untuk "menekan" potensi protes atau gerakan kelompok pembangkang atau yang memprotes keras kudeta militer yang dilakukan atas pemerintahan demokratis di negara itu yang sudah terjadi sejak satu tahun terakhir. Mereka menaikan harga data seluler menjadi dua kali lipat.
Langkah ini diambil mengikuti serangkaian perintah dari dewan militer yang berkuasa dua bulan lalu.
Regulator telekomunikasi Myanmar pada bulan Desember 2021 lalu memerintahkan penyedia untuk menaikkan harga paket data seluler dengan alasan perlunya menyesuaikan biaya dengan negara lain dan mengurangi penggunaan internet yang berbahaya.
Menurut kelompok advokasi hak digital AccessNow, penyedia layanan terkemuka di Myanmar seperti Telenor Myanmar, Ooredoo Myanmar, MPT dan Mytel yang didukung militer sekarang menjual sekitar 1 gigabyte (GB) data dengan harga antara 1.799-1.999 kyat atau setara dengan sekitar Rp 14.478 - 16.088. Harga ini naik dari sebelumnya yang hanya berkisar di harga 935-999 kyat per 1 GB.
Tidak sampai di situ, pada Januari lalu, pemerintah militer mengumumkan akan melipatgandakan tarif pajak perusahaan untuk penyedia internet seluler dan sambungan tetap menjadi 15 persen, memberikan tekanan lebih lanjut pada telekomunikasi untuk menaikkan harga mereka.
Populer
Senin, 01 Desember 2025 | 02:29
Minggu, 30 November 2025 | 02:12
Jumat, 28 November 2025 | 00:32
Kamis, 27 November 2025 | 05:59
Jumat, 28 November 2025 | 02:08
Jumat, 28 November 2025 | 04:14
Kamis, 27 November 2025 | 03:45
UPDATE
Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10
Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00
Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59
Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39
Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18
Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03
Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56
Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47
Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18
Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15