Berita

Presiden Jokowi dinilai tidak serius selesaikan masalah kebakaran hutan/Net

Politik

WALHI: Jokowi Tidak Serius Selesaikan Masalah Kebakaran Hutan

KAMIS, 10 FEBRUARI 2022 | 05:49 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Pemerintahan Joko Widodo dipandang tidak serius dalam menangani masalah kerusakan hutan dan lingkungan, salah satunya kasus kebakaran hutan.

Pandangan ini terungkap dalam sebuah diskusi virtual (09/02) yang berjudul Kerusakan Lingkungan Hidup, Kerugian Negara, dan Tindak Pidana Pencucian Uang, Rabu (9/2).

Direktur Kampanye WALHI, Hadi Pramono menyatakan berdasarkan pengalaman organisasinya dalam berbagai kasus kebakaran hutan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah, pemerintah tidak serius menyelesaikan.


“(Pemerintah) tidak serius dalam melindungi masyarakat dalam menghadapi bencana ekologis yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan, yang diakibatkan pemberian izin terhadap hutan dan lahan di Indonesia oleh pemerintah sendiri,” demikian kata Hadi.

Hadi kemudian mengulas bukti penanganan kebakaran hutan di Sumatera Selatan. Padahal dampak kebakaran hutan di Sumsel jelas berdampak hingga ke propinsi tetangga seperti Lampung, Jambi, dan Bengkulu.

Meski demikian, pemerintah terkesan tidak serius dalam melakukan kasasi. Ia heran dengan langkah pemerintah, padahal masyarakat Sumatera Selatan sudah memberikan dukungan.

Bukan itu saja, Hadi menjelaskan bahwa WALHI juga sudah menyiapkan banyak barang bukti. Akibatnya negara harus menerima putusan pengadilan yang tidak adil karena teramat kecilnya denda. Denda yang diputuskan pengadilan hanya kurang dari 1 persen dari tuntutan.

Selain itu menurut Hadi, ketidak seriusan pemerintah terjadi juga dalam kasus kebakaran hutan di Kalimantan Tengah.

Ia menceritakan pengalamannya, kala itu masyarakat menggugat pemerintahan Jokowi, dan kemudian dimenangkan oleh pengadilan.

“Hanya sayang sekali sampai detik ini pemerintah belum ada respons untuk menindaklanjuti putusan pengadilan tersebut," keluh Hadi.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya