Berita

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara/Net

Politik

Komnas HAM Sudah Upayakan Dialog Warga Wadas, Tapi Ada yang Menolak

SELASA, 08 FEBRUARI 2022 | 22:46 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sudah berupaya melakukan mediasi dalam kasus penambangan batu andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah.

Namun, dialog yang digelar Komnas HAM tersebut justru ditolak oleh kelompok warga yang kontra.

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara mengatakan, telah mendapat permintaan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menengahi persoalan Wadas.

"Pertengahan Januari kemarin ini gubernur memang meminta ke saya atau ke Komnas HAM untuk memfasilitasi dialog," kata Beka Ulung kepada wartawan, Selasa (8/2).

Selain mengundang pihak pro dan kontra, pertemuan pada 20 Januari itu juga mengundang Polda Jateng, DPRD Purworejo, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Termasuk warga yang menolak dan mendukung kami undang semua.
Kayaknya yang menolak kami undang, tidak datang. Ya tentu saja mereka punya alasan kenapa kemudian tidak datang," terangnya.

Setelah itu, lanjut Beka, Komnas HAM bertandang ke Wadas. Ternyata warga kontra menolak datang karena meminta dialog langsung dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

“Sudah kami sampaikan permintaan-permintaan mereka. Intinya kalau Pak Gubernur siap datang," katanya.

Namun belum sempat dialog dengan gubernur terjadi, hari ini dilaksanakan pengukuran lahan oleh BPN. Ia mendapat informasi bahwa pengukuran hanya dilaksanakan pada lahan yang pemiliknya sudah setuju.

Dari data lapangan, diketahui bahwa dari 617 warga Wadas yang tanahnya akan dijadikan lokasi penambangan, 346 warga sudah menyetujui.

“Dan informasi yang kami dapatkan, pengukuran akan dilakukan pada lahan warga yang sudah setuju. Maka kami menyayangkan terjadi kasus seperti ini sampai ada penangkapan,” sesalnya.

Kata Beka, Komnas HAM memastikan tidak ada pelanggaran hukum dalam rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas. Pasalnya, warga kontra sudah melayangkan gugatan hukum hingga tingkat kasasi. Hasilnya gugatan tersebut ditolak.  

“Warga yang menolak memang sempat mengajukan upaya hukum, mereka menggugat ke PTUN dan ditolak hakim. Warga juga melayangkan gugatan sampai tingkat kasasi dan juga ditolak. Artinya, karena PTUN dan kasasi sudah ditolak, berarti tidak ada proses yang dilanggar,” demikian Beka.

Akun Twitter #JogjaDaruratAgraria (@JDAgraria) membagikan cerita Desa Wadas saat didatangi aparat Kepolisian, Rabu pagi (8/2).

Polisi yang datang itu, dituliskan langsung menyisir desa dan menyita sejumlah peralatan berladang warga. Beberapa orang diantaranya ditangkap dan dibawa ke kantor polisi.

"Banyak warga yang ditangkap, bahkan anak-anak kecil. Warga mau pada solat juga ditangkap. Dari 25 orang yang ditangkap, baru 15 orang yang kami dapat namanya, salah satunya pendamping hukum dari @LBHYogyakarta," tulis akun itu.

"Kawan LBH ini ditangkap, bukan mendampingi warga yang ditangkap," cuit akun itu menekankan.

Akun itu juga menyebutkan, diantara yang ditangkap juga ada nama Yayak Yatmaka, seorang senior aktivis melalui media seni.

"Kawan-kawan kalau ada yang kenal Yayak Yatmaka, beliau juga masuk dalam daftar yang ditangkap dan dibawa ke Polsek Bener," tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya