Berita

Suasana persidangan kasus suap terhadap Dodi Reza Alex di PN Palembang, Kamis malam (3/2)/RMOLSumsel

Hukum

Dodi Reza Akui Uang Rp1,5 Miliar dari Ibunya, JPU KPK: Bukan dari Pengusaha Sumsel?

JUMAT, 04 FEBRUARI 2022 | 10:22 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Bupati Musi Banyuasin nonaktif Dodi Reza Alex, mengungkap sumber uang Rp 1,5 miliar yang disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari ajudannya bernama Mursyid dalam operasi tangkap tangan (OTT) beberapa waktu lalu di Jakarta.

Pernyataan itu disampaikan Dodi Reza saat dihadirkan Jaksa Penuntut Umum KPK sebagai saksi dalam sidang kasus dugaan pemberian suap oleh terdakwa Suhandy terhadap dirinya di Pengadilan Negeri Palembang, Kamis malam (3/2).

Menurut Dodi, uang Rp 1,5 miliar tersebut berasal dari Eliza Alex Noerdin (ibunya), yang dititipkan ke Hendra (mantan pengawal Alex Noerdin) untuk membayar jasa penasihat hukum yang menangani perkara Alex Noerdin di Jakarta.


Kemudian ia memerintahkan Mursyid mengambil uang Rp 1,5 miliar dari Hendra, sebab saat itu kebetulan mereka sama-sama berada di Jakarta.

“Saudara Mursyid saya suruh untuk mengambil uang ke Hendra. Karena dia (Hendra) kebetulan juga mau ke Jakarta lantas dititipi oleh ibu saya uang itu untuk membayar pengacara Pak Susilo. Itu sehari sebelum saya di sini (terjaring OTT KPK),” kata Dodi di hadapan Majelis Hakim yang diketuai Abdul Aziz itu.

Setelah terjaring KPK, lanjut Dodi, ia berinisiatif menghubungi Mursyid untuk mengantarkan uang tersebut ke penyidik KPK karena dikhawatirkan uang tersebut tercecer atau hilang.

“Pada waktu saya diamankan KPK saya berinisiatif berbicara kepada penyidik KPK terkait uang tersebut. Kemudian penyidik mengatakan sekalian saja pak panggil ke sini untuk dia (Mursyid) membawa uang tersebut,” paparnya.

Mursyid yang juga dihadirkan sebagai saksi dalam sidang membenarkan hal tersebut. Menurut Mursyid, kejadian berlangsung pada Kamis (14/10/21) saat dia ke Jakarta untuk menemui penasihat hukum Alex Noerdin. Setibanya di Jakarta ia dihubungi Dodi untuk mengambil uang tersebut dari Hendra.

“Waktu itu saya berangkat dari Palembang ke Jakarta. Setibanya di bandara Jakarta langsung ke tempat Pak Susilo. Kemudian dihubungi Dodi untuk menemui Hendra untuk ambil uang,” terangnya.

Mursyid menemui Hendra di Mall of Indonesia (MOI) Jakarta, dan menerima uang yang disimpan dalam tas berwarna merah.

“Kemudian dari situ, uang itu saya bawa ke indekos. Besok harinya sekitar jam 21.00 WIB saya antar ke Bapak Susilo menggunakan taksi. Dalam perjalanan tidak lama itu saya ditelepon lagi oleh Dodi, disuruh bawa uang itu ke kantor merah putih KPK,” tuturnya.

Dalam persidangan, Mursyid mengaku sama sekali belum melihat isi dari tas tersebut namun ia sudah tahu isinya adalah uang sebagaimana yang disampaikan oleh Dodi.

Sementara itu, JPU KPK, Ikhsan, menganggap keterangan Dodi Reza terkait sumber uang itu dari Eliza Alex Noerdin berseberangan dengan apa yang disampaikannya pada penyidikan di KPK saat pemeriksaan sebelumnya.

Saat itu Dodi menyebut uang itu merupakan kumpulan dari pengusaha-pengusaha di Sumatera Selatan dan tidak menyebut berasal dari ibunya, sebagaimana yang disampaikan dalam persidangan tersebut.

“Pernyataan saksi ini berbeda dari keterangan sebelumnya jadi mana yang benar,” cecar jaksa Ikhsan.

Belum lagi, lanjutnya, penyidik menemukan dalam tumpukan uang Rp 1,5 miliar itu terselip kertas kecil yang bertuliskan macam-macam kode. Di antaranya Sumatera 8 sampai Sumatera 10.

“Dari uang tersebut ada selipan kertas kecil bertulisan di antaranya Sumatera 8 dan 10, ini siapa?” tanya jaksa lagi.

Dodi pun menjawab pertanyaan jaksa tersebut, bahwa uang itu adalah benar dari ibunya yang berasal dari tabungannya.

“Uang itu bersumber dari ibu saya, bisa jadi kumpul-kumpul tabungan beliau atau keluarga, namun saya belum pastikan. Ibu saya menitipkan uang itu ke Hendra kerena nomor rekeningnya diblokir KPK. Selain itu Hendra juga adalah orang kepercayaan keluarga saya," jelasnya.

"Lalu terkait selipan kertas itu saya tidak tahu. Saya melihatnya dari foto yang diperlihatkan penyidik KPK,” pungkas Dodi.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Ratusan Pati Naik Pangkat

Selasa, 02 Desember 2025 | 03:24

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Reuni 212 dan Bendera Palestina

Selasa, 02 Desember 2025 | 22:14

Warga Gaza Sumbang 1.000 Dolar AS untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 02 Desember 2025 | 05:03

UPDATE

Seperti Terra Drone, Harusnya Aparat Usut Korporasi Pembalak Liar di Sumatera

Jumat, 12 Desember 2025 | 18:14

Prabowo Dengarkan Keluhan Warga di Pengungsian Aceh Tengah

Jumat, 12 Desember 2025 | 18:09

Kopdes Merah Putih Bukan Ancaman Usaha Lokal

Jumat, 12 Desember 2025 | 18:04

Purbaya Ogah Kirim Baju Ilegal ke Korban Bencana Sumatera

Jumat, 12 Desember 2025 | 18:02

Kemenko PM Kawal Implementasi Sekolah Rakyat di Semarang untuk Tekan Kemiskinan Ekstrem

Jumat, 12 Desember 2025 | 17:57

Muhammadiyah Diganjar Penghargaan Nazhir Tanah Wakaf Terluas 2025

Jumat, 12 Desember 2025 | 17:54

Petinggi NATO Minta Eropa Bersiap Hadapi Agresi Rusia

Jumat, 12 Desember 2025 | 17:54

Ketika Negara, Bisnis, dan Partai Merobohkan Kedaulatan Rakyat

Jumat, 12 Desember 2025 | 17:45

Rezim Hukum Bencana: Kontradiksi Bantuan dan Ganti Rugi

Jumat, 12 Desember 2025 | 17:39

8 Mantan Pejabat Kemnaker Didakwa Peras Agen TKA Sampai Rp135 Miliar

Jumat, 12 Desember 2025 | 17:14

Selengkapnya