Berita

Tambang Sado di Jepang direkomendasikan oleh pemerintah Jepang sebagai warisan dunia UNESCO/Net

Dunia

Lewat Telepon, Menlu Korsel Protes ke Menlu Jepang Soal Pengajuan Tambang Sado Sebagai Warisan Dunia UNESCO

JUMAT, 04 FEBRUARI 2022 | 00:57 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Korea Selatan geram atas upaya Jepang untuk memasukkan Tambang Sado sebagai warisan dunia UNESCO.

Hal itu diungkapkan dalam protes yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong kepada Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa dalam panggilan telepon pada Kamis (3/2).

Dalam kesempatan itu, Chung menyuarakan kekecewaan mendalam atas keputusan Tokyo untuk merekomendasikan bekas tambang emas dan perak itu sebagai Warisan Dunia UNESCO, padahal situs itu memiliki sejarah menyakitkan terkait dengan kerja paksa orang Korea.

Di tambang tersebut, lebih dari 1.000 orang Korea dipaksa menjadi pekerja paksa ketika negara mereka berada di bawah penjajahan dari tahun 1910-1945.

Chung mendesak Jepang untuk memenuhi janjinya untuk menawarkan informasi publik penuh tentang kerja paksa orang Korea di situs warisan UNESCO yang ada.

Setelah penunjukan 23 situs era Meiji tahun 2015, termasuk Pulau Hashima yang terkenal, Tokyo berjanji untuk mendirikan pusat informasi tentang masalah tersebut, namun hanya menyoroti pencapaian revolusi industri Jepang.

Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan juga telah memanggil Duta Besar Jepang untuk Korea Selatan Koichi Aiboshi untuk menyampaikan protes serupa.

Selain mengajukan protes, Korea Selatan juga membentuk satuan tugas pemerintah-swasta. Satuan tugas ini akan mengadakan pertemuan pertamanya pekan ini untuk membahas langkah-langkah sistematis dan komprehensif terhadap putaran lain dari tawaran warisan UNESCO yang kontroversial di Jepang.

Tim tersebut terdiri dari pejabat senior dari kementerian dan lembaga terkait serta sejarawan dan ahli di bidangnya untuk melancarkan kampanye diplomatik melawan tawaran Jepang dari UNESCO.

Badan penasihat UNESCO diperkirakan akan memeriksa lokasi tambang pada musim gugur dan memutuskan sekitar Mei tahun depan apakah akan menambahkannya ke dalam daftar warisan dunia atau tidak.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kepala Daerah Tidak Ikut Retret: Petugas Partai atau Petugas Rakyat, Jangan Ada Negara Dalam Negara

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:27

Ketua DPRA Tuding SK Plt Sekda Permainan Wagub dan Bendahara Gerindra Aceh

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:01

Tumbang di Kandang, Arsenal Gagal Dekati Liverpool

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:43

KPK Harus Proses Kasus Dugaan Korupsi Jokowi dan Keluarga, Jangan Dipetieskan

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:23

Iwakum: Pelaku Doxing terhadap Wartawan Bisa Dijerat Pidana

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:59

Langkah Bupati Brebes Ikut Retret ke Magelang Tuai Apresiasi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:54

Tak Hanya Langka, Isi Gas LPG 3 Kg di Pagar Alam Diduga Dikurangi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:42

Dari #KaburAjaDulu hingga #IndonesiaGelap: Belajar dari Bangladesh

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:21

Wartawan Jaksel Pererat Solidaritas Lewat Olahraga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:58

PLN dan Wuling Siapkan Layanan Home Charging Praktis dan Cepat, Hanya 7 Hari

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:34

Selengkapnya