Berita

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki/Net

Dunia

Timbulkan Polemik, Gedung Putih Tidak Akan Gunakan Kata 'Segera' untuk Kemungkinan Invasi Rusia ke Ukraina

KAMIS, 03 FEBRUARI 2022 | 09:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penggunaan narasi 'segera' saat mengatakan kemungkinan serangan Rusia ke Ukraina tidak akan dilakukan lagi oleh Gedung Putih.

Demikian disampaikan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan pada Rabu (2/2), menjelaskan bahwa mereka telah mengirim pesan yang tidak disengaja.

“Aku menggunakannya sekali. Saya pikir orang lain telah menggunakannya sekali, dan kami berhenti menggunakannya karena saya pikir itu mengirim pesan yang tidak ingin kami kirim, yaitu bahwa kami tahu bahwa Presiden Putin telah membuat keputusan, ” kata Psaki pada konferensi pers, seperti dikutip dari RT, Kamis (3/2).


"Saya sudah mengatakan dia (Putin) bisa menyerang 'kapan saja,'" tambahnya.

Pernyataan Psaki datang setelah utusan AS untuk PBB mundur dari penggunaan kata 'segera' dalam sebuah wawancara dengan NPR yang ditayangkan pada hari Selasa.

“Tidak, saya tidak akan mengatakan bahwa kami berdebat bahwa itu sudah dekat,” kata Duta Besar Linda Thomas-Greenfield kepada penyiar soal dugaan invasi Moskow ke Kiev.

Namun, transkrip resmi dari pengarahan 25 Januari Psaki mengatakan sebaliknya.

Ditanya apakah invasi Rusia ke Ukraina – yang diklaim oleh media dan badan intelijen AS sejak akhir Oktober akan terjadi kapan saja – masih “sudah dekat,” inilah yang dikatakan Psaki.

"Ketika kami mengatakan itu sudah dekat, itu tetap dekat," katanya kepada seorang reporter saat itu.

“Yah, 'segera' memiliki arti yang cukup intens. Bukan?” katanya sebagai jawaban untuk pertanyaan berikutnya.

"Dan itu masih keyakinan bahwa itu sudah dekat?" adalah tindak lanjut, yang Psaki menjawab, "Benar."

Sejak itu, bagaimanapun, media Ukraina telah melontarkan teori bahwa semuanya adalah kesalahpahaman besar, karena tidak ada terjemahan yang tepat untuk 'segera' dalam bahasa Ukraina.

Penjelasan itu diambil oleh Politico, yang juga mengklaim bahwa kata itu salah diterjemahkan sebagai 'tak terhindarkan' kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya