Berita

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule/Net

Politik

ProDEM: Yang Berbahaya Itu Ketidakadilan Sosial di Kalimantan, Bukan Pendapat Edy Mulyadi

RABU, 02 FEBRUARI 2022 | 08:29 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

RMOL. Penetapan tersangka terhadap Edy Mulyadi atas kasus “jin buang anak” sebenarnya bukan sesuatu yang perlu ditanggapi dengan serius oleh warga adat Kalimantan. Sebab, penetapan itu tidak lantas membuat nasib warga Kalimantan berubah menjadi sejahtera.

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule bahkan menekankan bahwa pernyataan Edy Mulyadi sebatas pendapat yang tidak perlu berlebihan direspon.

Tenaga itu, sambungnya, lebih baik diarahkan untuk memprotes para konglomerat nakal yang selama ini mengeruk kekayaan dari tanah Borneo untuk kepentingan pribadi dan kelompok, tapi tidak menetes ke masyarakat.

“Respons keras mestinya ditujukan pada perusakan hutan secara masif yang menyebabkan bencana banjir dan kebakaran hutan. Menuntut pencabutan konsesi lahan oligarki,” ujar Iwan Sumule saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Rabu (2/2).

Pernyataan Iwan Sumule ini merespons sikap Ketua Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT) Kaltim Syaharie Jaang yang langsung menyampaikan terima kasih ke jajaran Polri usai Edy Mulyadi ditetapkan sebagai tersangka.

Padahal, kata Iwan Sumule, pendapat yang disampaikan setiap orang bukan sesuatu yang bisa dianggap sebagai masalah berbahaya. Apalagi berpendapat di negeri ini mendapat perlindungan langsung oleh konstitusi negara.

“Yang berbahaya itu perbedaan pendapatan, bukan pendapat. Membuat ketidakadilan sosial dan pengkhianatan terhadap amanat konstitusi lebih berbahaya bagi rakyat. Jadi bukan pendapat Edy Mulyadi yang berbahaya,” tegasnya.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Wilayah-wilayah Ini jadi Fokus Utama PDIP dalam Pilkada 2024

Minggu, 26 Mei 2024 | 06:01

Soal Penguntitan Jampidsus, Pakar Hukum Desak DPR Revisi UU Kejaksaan

Minggu, 26 Mei 2024 | 05:45

Gerindra-Golkar Berpeluang Usung Bayu Airlangga

Minggu, 26 Mei 2024 | 05:26

Lebih dari 37 Ribu Pengunjung Saksikan Puncak Perayaan Waisak 2024 di Borobudur

Minggu, 26 Mei 2024 | 05:11

Herman Deru Dominan di Survei LSI, Pengamat: Masih Bisa Berubah

Minggu, 26 Mei 2024 | 04:59

4 Tahun Buron Kasus Curanmor, Residivis Bertato Menangis Saat Ditangkap

Minggu, 26 Mei 2024 | 04:44

Survei LSI: Herman Deru Unggul di Atas 50 Persen

Minggu, 26 Mei 2024 | 04:24

PB Al Washliyah Tegaskan Haji Tanpa Visa Resmi Melanggar Aturan

Minggu, 26 Mei 2024 | 03:59

Setelah PDIP dan Nasdem, Akhyar Nasution Mendaftar ke PAN Medan

Minggu, 26 Mei 2024 | 03:16

Dekranasda Kenalkan Wastra Khas Aceh Lewat Muslim Fashion Week di Sarinah

Minggu, 26 Mei 2024 | 02:52

Selengkapnya