Berita

Militer Ukraina/Net

Dunia

AS Menyesatkan Dunia Internasional dengan Isu Invasi Rusia ke Ukraina, Diplomat: Histeria Diciptakan untuk Kepentingan Barat

SELASA, 01 FEBRUARI 2022 | 13:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat berusaha menyesatkan masyarakat dunia dengan klaim yang tidak berdasar tentang invasi Rusia. Bahkan, AS juga mengacaukan kabar tentang keadaan sebenarnya di sekitar Ukraina. Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan hal itu dalam debat Dewan Keamanan PBB, Senin (31/1).

"Delegasi AS mengatakan mereka menganggap pengerahan pasukan Rusia sebagai ancaman bagi perdamaian internasional. Ini bukan hanya campur tangan yang tidak dapat diterima, tetapi ini juga merupakan upaya untuk menyesatkan masyarakat internasional tentang situasi nyata di kawasan itu," kata Nebenzia, seperti dikutip dari Sputnik.

Nebenzia juga menyampaikan bahwa ini yang menjadi alasan AS agar semua mengadakan pertemuan Dewan Keamanan atas dugaan liar tersebut.


"Format terbuka yang disarankan oleh Amerika Serikat, bersama dengan topik yang sangat provokatif, menjadikan pertemuan ini sebagai contoh klasik diplomasi megafon, bermain di galeri yang telah berulang kali kami panggil," katanya.

Nebenzia dengan tegas mengatakan bahwa AS begitu gencar dan penuh semangat mengobarkan histeria atas kliam mereka sendiri, sampai-sampai harus menggunakan arena Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi yang sebenarnya tidak ada. Ia menekankan, tidak pernah ada rencana Rusia untuk invasi ke Ukraina. Namun Moskow akan selalu berdiri tegak jika lawan memulai provokasinya.

Histeria yang diciptakan AS bukan hanya merugikan Rusia, tetapi juga merugikan Ukraina. Ini akan membahayakan dua negara. Presiden Volodymyr Zelensky pun telah mengatakan agar negara-negara Barat berhenti mengobarkan histeria tanpa dasar seputar penempatan pasukan Rusia di perbatasan karena keributan ini merugikan ekonomi Ukraina.

"Kami tidak membutuhkan kepanikan ini," kata Zelensky baru-baru ini. "Ada kepentingan Barat yang menghebohkan topik ancaman mitos Rusia."

Dia ingat bahwa beberapa pejabat tinggi di Kiev telah mengatakan di depan umum dalam beberapa pekan terakhir bahwa tidak ada ancaman ke Ukraina dari Rusia.

"Pihak berwenang Ukraina sendiri mengatakan dengan jelas bahwa mereka tidak melihat kegiatan seperti yang disiarkan AS," kecam Nebenzia.

Diplomat Rusia itu meminta rekan-rekannya untuk berhenti menggunakan Dewan Keamanan PBB sebagai alat "untuk mewujudkan sikap propaganda Barat" dan "menegaskan kembali komitmen mereka terhadap resolusi 2202, yang merupakan dasar hukum internasional untuk penyelesaian Ukraina.

Dia mengecam inisiatif Amerika Serikat untuk menyebut pertemuan Dewan Keamanan PBB ini sebagai "proposal provokatif."

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya