Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pakar: Krisis Ukraina dan Ekspansi NATO adalah Permainan Hebat Washington untuk Targetkan Rusia dan China

SELASA, 01 FEBRUARI 2022 | 07:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Washington telah memulai 'Permainan yang Hebat'. Selain terlibat dalam ekspansi NATO ke arah timur, Washington juga berperan dalam krisis Ukraina yang berbuntut pada stabilitas, keamanan, dan perdamaian di seluruh ruang Eurasia.

Pakar dari Pusat Penelitian Masalah Global di Xinhua News Agensi, Wan Chengcai, mengatakan, semua itu dilakukan Washington untuk tidak saja menargetkan Rusia tetapi juga China.

“Amerika Serikat memandang perubahan besar yang terjadi di seluruh dunia sebagai permainan hebat antara kekuatan super. Bagi AS sendiri, keunggulan permainan ini adalah untuk menargetkan Rusia dan China,” kata ilmuwan politik China itu.
Permainan yang Hebat itu difokuskan pada apakah NATO akan berkembang ke arah timur dan bagaimana krisis Ukraina akan diselesaikan.

Permainan yang Hebat itu difokuskan pada apakah NATO akan berkembang ke arah timur dan bagaimana krisis Ukraina akan diselesaikan.
Menurutnya, NATO adalah produk dari Perang Dingin. Organisasi Perjanjian Warsawa yang dipimpin oleh Uni Soviet akhirnya tenggelam pada 1990, bersamaan dengan runtuhnya Uni Soviet. Saat itu, nampaknya NATO juga harus dibubarkan. Namun, pada kenyataannya NATO tidak hanya tetap berdiri, tetapi melanggar janjinya sendiri untuk tidak memperluas kekuasaannya ke Timur.

Yang menjadi kecemasan Rusia adalah Amerika Serikat tidak berhenti sampai di situ, menurut Chengcai. AS berusaha menyerap negara-negara CIS dan Ukraina, yang memiliki perbatasan signifikan dengan Rusia. AS bahkan mendirikan pangkalan militernya ke depan pintu Rusia.

"Tentu saja sulit bagi Rusia untuk menerima situasi yang secara langsung mengancam keamanannya," kata Chengcai. Jika NATO melanjutkan ekspansi ke timur, Rusia pasti akan melakukan tindakan balasan yang dianggap perlu.

"Jika Amerika Serikat memiliki niat tulus untuk benar-benar meningkatkan hubungan Rusia-AS, maka ekspansi NATO ke arah timur harus dihentikan," katanya.

Masalah Ukraina secara inheren adalah masalah dalam negerinya sendiri. Namun, campur tangan utama AS telah memperumit situasi.

"Bahkan saat ini, Washington menegaskan bahwa Chinalah yang harus memberi tahu Rusia untuk tidak "menyerang" Ukraina. Ini trik diplomatik AS, yang sebenarnya tidak bertujuan untuk mengurangi ketegangan, tetapi justru menyiratkan tiga motif licik," ungkapnya.

Pertama-tama, AS mencoba mengganggu hubungan Rusia-China dan menggunakan China sebagai mediator. Kemudian, kesepakatan Minsk baru yang dibuat oleh Rusia, Ukraina, Prancis, dan Jerman, dalam kerangka Format Normandia adalah kunci penyelesaian krisis Ukraina. Namun, AS mengabaikan perjanjian ini dan mencoba untuk membuat format lain yang akan diawasi oleh AS dan akan sesuai dengan kepentingan Amerika.

“Akhirnya, jika pendekatan tersebut gagal memasukkan konten utama dari Kesepakatan Minsk, Rusia mungkin tidak akan dapat menerimanya," tutupnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya