Seorang anggota Taliban berdiri di dekat bendera Taliban di Kabul, Afghanistan/Net
Pemerintahan Taliban di Afghanistan berupaya untuk menempatkan pejabat-pejabat mereka di pos-pos diplomatik di luar negeri. Baru-baru ini, Taliban berupaya untuk menempatkan kepala baru untuk menduduki Kedutaan Besar Afghanistan di Kuala Lumpur Malaysia.
Dalam dokumen surat resmi yang diterima oleh kelompok Afghanistan International pekan ini, terungkap bahwa Taliban menggunakan taktik yang tidak biasa untuk mengambil alih Kedutaan Besar Afghanistan di Kuala Lumpur.
Sumber di Kedutaan Besar Afghanistan di Kuala Lumpur mengungkapkan kepada media bahwa baru-baru ini, duta besar yang bertugas di sana, yakni Mohibur Rehman Spinaghar, telah mempercayakan kedutaan dengan Abdul Hai Qant. Spinaghar sendiri adalah diplomat yang ditunjuk semasa pemerintahan sah Afghanistan di bawah kepemimpinan Presiden Ashraf Ghani.
Menurut sumber-sumber ini, ketika staf kedutaan keberatan dengan keputusan Spinaghar, ia pun mengancam akan memecat mereka semua.
Pasca kejadian itu, kemudian ada dokumen lain yang menunjukkan bahwa penjabat menteri luar negeri Taliban Amir Khan Mottaqi, memberhentikan Faiza Jame yang menjabat sebagai sekretaris kedua kedutaan di Kuala Lumpur, yang juga menentang keputusan Spinaghar.
Sebagai gantinya, Mottaqi kemudian menunjuk seorang pria bernama Abdul Hai Qant untuk mengisi pos diplomatik di Kedutaan Besar Afghanistan di Malaysia.
Akan tetapi, Malaysia, sama seperti banyak negara lainnya, tidak mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan. Sehingga akan mungkin ada kendala diplomatik jika Qant masuk ke Malaysia dengan paspor diplomatik.
Akhirnya, Qant pun pergi ke Malaysia dengan visa pelajar. Namun ia sebenarnya memiliki dua paspor, yakni paspor pelajar dan diplomatik, yang diterbitkan Taliban.
Meski begitu, pemerintahan Taliban belum secara resmi diakui oleh Mayasia dan penempatan Qant lewat "jalan belakang" di pos diplomatik di negeri jiran pun masih mengunang tanda tanya besar.