Berita

Sejumlah orang mengibarkan bendea Taliban di Afghanistan/Net

Dunia

Norwegia Undang Taliban, Bukan untuk Pengakuan Tapi Dialog Kemanusiaan

MINGGU, 23 JANUARI 2022 | 15:14 WIB | LAPORAN: ABDUL MANSOOR HASSAN ZADA

Norwegia mengundang perwakilan Taliban ke Oslo untuk menghadiri pertemuan dengan otoritas Norwegia dan perwakilan komunitas internasional, serta dengan warga Afghanistan lainnya dari berbagai bidang dalam masyarakat sipil, pada akhir pekan ini (Minggu, 23/1) hingga dua hari ke depan.

Langkah ini diambil oleh pemerintah Norwegia atas dasar kemanusiaan. Menteri Luar Negeri Anniken Huitfeldt menjelaskan bahwa pihaknya sangat prihatin dengan situasi genting di Afghanistan, di mana jutaan orang menghadapi bencana kemanusiaan besar-besaran.

"Agar dapat membantu penduduk sipil di Afghanistan, penting bagi komunitas internasional dan warga Afghanistan dari berbagai bagian masyarakat untuk terlibat dalam dialog dengan Taliban," ujar Huitfeldt.

"Kami akan memperjelas harapan kami terhadap Taliban, khususnya dalam hal pendidikan anak perempuan dan hak asasi manusia, seperti hak perempuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat,” sambungnya.

Di Oslo, Taliban rencananya akan bertemu dengan perwakilan otoritas Norwegia dan pejabat dari sejumlah negara sekutu.

Pertemuan juga akan berlangsung antara delegasi Taliban dan warga Afghanistan lainnya dengan latar belakang dari berbagai bidang, termasuk pemimpin perempuan, wartawan, dan individu yang bekerja untuk melindungi hak asasi manusia dan menangani masalah kemanusiaan, ekonomi, sosial dan politik.

“Pertemuan-pertemuan ini tidak mewakili legitimasi atau pengakuan terhadap Taliban. Tetapi kita harus berbicara dengan otoritas de facto di negara ini. Kami tidak bisa membiarkan situasi politik mengarah pada bencana kemanusiaan yang lebih buruk lagi," kata Huitfeldt.

Afghanistan sedang menghadapi kekeringan, pandemi, keruntuhan ekonomi, dan dampak konflik selama bertahun-tahun. Situasi itu semakin buruk setelah militan Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan pada Agustus 2021 lalu.

Menurut laporan PBB, sekitar 24 juta orang mengalami kerawanan pangan akut di Afghanistan. Bukan hanya itu, lebih dari setengah populasi akan menghadapi kelaparan musim dingin ini, dan 97 persen populasi bisa jatuh di bawah garis kemiskinan tahun ini.

Melihat situasi itu, Norwegia tidak tingal diam dan terus melakukan dialog dengan Taliban untuk mempromosikan hak asasi manusia dan partisipasi perempuan dalam masyarakat, dan untuk memperkuat upaya kemanusiaan dan ekonomi di Afghanistan untuk mendukung rakyat Afghanistan.

Awal pekan ini, delegasi Norwegia mengunjungi Kabul untuk membicarakan situasi kemanusiaan yang mengerikan di negara itu.

“Bantuan kemanusiaan, meski penting, tidak cukup. Kita harus mencegah runtuhnya layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Kita harus mendukung mata pencaharian keluarga dan masyarakat. Ini bisa mengurangi jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan,” kata Huitfeldt.

Salah satu prinsip utama yang menopang upaya perdamaian dan rekonsiliasi Norwegia adalah kesediaan untuk berbicara dengan semua pihak. Norwegia telah berdialog dengan Taliban selama bertahun-tahun.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya