Berita

Peneliti Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng/Net

Politik

Salamuddin Daeng Perkirakan Pertamina baru Bisa Lunasi Utang 300 Tahun Lagi

SABTU, 22 JANUARI 2022 | 17:30 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Utang menggunung yang menjadi beban PT Pertamina diperkirakan baru bisa dilunaskan dalam kurun waktu 300 tahun ke depan.

Demikian disampaikan Peneliti pada Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (22/1).

Ia mengulas, saat ini perusahaan minyal plat merah itu memiliki hutang sebesar 600 triliun atau 41 miliar dolar. Pertamina juga punya proyek utang senilai 20 miliar dolar global bond untuk 20 tahun.


Belum lagi pada tahun lalu PT Pertamina rugi sebesar 761.239 juta dolar atau sekitar Rp 11 triliun lebih. Kerugian paling berdarah sepanjang masa pemerintahan Jokowi.

Saat yang sama tidak tersedia harapan untuk pulih. Sedangkan pada semester 1 2021 Pertamina untung 264.555 juta dolar atau 3,8 triliun. Keuntungan ini imbas harga minyak rendah sebelumnya. Namun semester 2 bisa merugi karena harga minyak kembali naik di atas 70-80 dolar per barel.

"Anggap saja Pertamina bisa untung Rp 2 triliun tahun 2021 dan tidak rugi Rp 11 triliun seperti tahun 2020, apakah Pertamina masih bisa bernapas di tengah gejolak harga minyak di masa mendatang?" kata Salamuddin Daeng.

“Janganlah 300 tahun, kalau bisa utang Pertamina ini bisa dilunasi dalam waktu 100 tahun ke depan. Syaratnya untung semester 1 tahun 2021 bisa sama dengan untung semester 2 tahun 2021," jelasnya menekankan.

Menurut Salamuddin, Pertamina tidak memiliki cara untuk meningkatkan pendapatan atau mendapatkan laba. Sumber paling utama pendapatan Pertamina adalah dari jual BBM. Namun semua harga BBM telah dikunci pada tingkat yang merugikan Pertamina.

"Saat ini harga Premium dikunci melalui ketetapan pemerintah, lalu akan diganti oleh APBN. namun faktanya pergantian oleh APBN ini seperti mimpi dan ilusi," ungkap Salamuddin.

Pertalite sebagai jenis BBM yang paling banyak dijual oleh Pertamina konon dijual dengan harga rugi. Namun Pertamina sendiri tidak memiliki mekanisme penyesuaian harga. Padahal Pertalite bukan BBM subsidi.

"Jangankan Pertalite, Pertamax juga harganya seperti terkunci dan tidak dapat disesuikan dengan harga BBM sejenis yang dijual pom bensin asing di dalam negeri. Semua harga ini memiliki nilai politik," kata Salamuddin.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya