Berita

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen/Reuters

Dunia

Dikritik Menlu Malaysia Soal Myanmar, PM Kamboja "Curhat" Ke Jokowi

JUMAT, 21 JANUARI 2022 | 23:18 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyindir Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah karena dinilai sombong dan tidak sopan. Sindiran ini muncul setelah Saifuddin menyuarakan keprihatinan tentang pertemuan kontroversial Hun Sen dengan junta Myanmar.

Pekan lalu, Saifuddin mengatakan, beberapa anggota ASEAN memiliki keraguan tentang kunjungan Hun Sen ke Myanmar pada tanggal 7 Januari lalu. Saifuddin menilai, langkah tersebut akan sangat berisiko ditafsirkan sebagai pengakuan ASEAN terhadap para jenderal.


Saifuddin menyarankan Hun Sen harus meminta masukan dari rekan-rekan ASEAN sebelum melakukan kunjungan kontroversial itu.

Selang seminggu setelah komentar itu muncul, pada Jumat (21/1) dalam panggilan telepon dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, Hun Sen membela perjalanannya ke Myanmar dan "menegur" Saifuddin.

"Samdech (Hun Sen) mengatakan bahwa menteri luar negeri (Malaysia) tidak boleh terlalu arogan dengan pernyataan yang tidak pantas kepada para pemimpin ASEAN, terutama ketuanya," begitu teks pembacaan percakapan yang diberikan kepada media oleh penyiar Kamboja TVK, seperti dikabarkan ulang Reuters.

"Dan dia (Saifuddin) tidak memiliki kesopanan," sambungnya.

Dalam percakapan tersebut, Jokowi dikabarkan mendesak Hun Sen untuk tetap berpegang pada konsensus ASEAN.

Sementara Hun Sen menekankan bahwa ia pergi ke Myanmar "untuk menanam pohon, bukan menebang pohon". Ia pun menegaskan bahwa dan pernyataan Saifuddin tidak benar dalam kerangka ASEAN.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Malaysia tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Hun Sen tersebut.

Namun, isu Myanmar merupakan permasalahan yang mengundang perhatian sesama negara anggota ASEAN. Pasalnya, penggulingan pemerintahan sipil oleh junta militer yanmar pada 1 Februari 2021 lalu telah menjadi kemunduran besar bagi ASEAN yang sedang berusaha untuk meningkatkan profil internasionalnya sebagai blok ekonomi dan politik yang beragam, terintegrasi dan efektif.

Saat ASEAN dipimpin oleh Brunei, blok tersebut nembuat langkah mengejutkan dengan melarang junta bergabung dalam pertemuan-pertemuan penting pada akhir tahun lalu. Keputusan itu diambil karena Myanmar dianggap gagal menerapkan "konsensus" lima poin ASEAN yang disepakati untuk mengakhiri konflik pasca-kudeta di Myanmar.

Sementara itu, Ketua ASEAN yang abru yakni Kamboja, telah mengindikasikan ingin terlibat lebih jauh dengan isu Myanmar, namun bukan mengisolasi para jenderal yang memimpin kudeta.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kejanggalan LHKPN Wakil DPRD Langkat Dilapor ke KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 21:23

Jumhur Hidayat Apresiasi Prabowo Subianto Naikkan Upah di 2025

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:56

Indeks Korupsi Pakistan Merosot Kelemahan Hampir di Semua Sektor

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:44

Beban Kerja Picu Aksi Anggota KPU Medan Umbar Kalimat Pembunuhan

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:10

Wamenag Minta PUI Inisiasi Silaturahmi Akbar Ormas Islam

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:08

Bawaslu Sumut Dorong Transparansi Layanan Informasi Publik

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:52

Empat Negara Utama Alami Krisis Demografi, Pergeseran ke Belahan Selatan Dunia, India Paling Siap

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:46

Galon Polikarbonat Bisa Sebabkan Kanker? Simak Faktanya

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:34

Indra Gunawan Purba: RUU KUHAP Perlu Dievaluasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:31

Kolaborasi Kunci Keberhasilan Genjot Perekonomian Koperasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:13

Selengkapnya