Berita

Pasukan Penjaga Perdamaian CSTO bersiap menaiki pesawat militer di luar Moskow, untuk terbang ke Kazakhstan, 6 Januari 2022/Net

Dunia

Diplomat: Negara-negara Barat Begitu Sinis Memandang Pengerahan Pasukan CSTO ke Kazakhstan

SENIN, 17 JANUARI 2022 | 06:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengerahan Pasukan Penjaga Perdamaian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) ke Kazakhstan masih terus dipermasalahan oleh negara-negara Barat.

Ketua Dewan Federasi Rusia, Valentina Matvienko, mengatakan sikap negara-negara Barat itu mencerminkan sikap yang sinis dan campur tangan, karena sejauh ini CSTO telah membuktikan kapasitas dan relevansinya.
"Anda tahu? Jelas ini sikap yang sinis. NATO di mana, AS di mana, Kazakhstan di mana...? Kami memiliki perbatasan terpanjang dengan Kazakhstan. Jika (mereka- CSTO) tidak menangani situasi ini, itu akan menjadi ancaman, bukan?"  kata Matvienko dalam sebuah wawancara televisi, Minggu (16/1), seperti dikutip dari Sputnik.


Ia mengungkapkan, negara-negara Barat memiliki skeptisisme terhadap CSTO, padahal CSTO telah menunjukkan kapasitas dan relevansinya sejak pembentukan organisasi itu.

"CSTO menunjukkan bahwa itu adalah organisasi yang serius, dan Barat harus menghadapi kenyataan bahwa dalam kasus revolusi warna di negara bagian lain, CSTO akan selalu membela diri," katanya.

Aksi protes meletus di Almaty, Kazakhstan, pada 2 Januari, yang disusul oleh kota-kota lain. Aksi meningkat menjadi kerusuhan berdarah yang mendorong Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan status darurat dan meminta bantuan CSTO.  

Pengerahan pasukan ini menyita perhatian sekaligus dipertanyakan oleh negara-negara Barat.

"Kami memantau dengan cermat laporan bahwa Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif telah mengirim pasukan penjaga perdamaian kolektifnya ke Kazakhstan. Kami memiliki pertanyaan tentang sifat permintaan ini dan apakah itu undangan yang sah atau tidak," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki pada konferensi pers, dikutip dari Reuters.

Pada Kamis (13/1) misi CSTO selesai, dan pada Jumat (14/1) pasukan mulai meninggalkan Kazakhstan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya