Berita

Putra komandan legendaris pemimpin kelompok perlawanan, Ahmad Shah Massoud/Net

Dunia

Taliban Temui Dua Pemimpin Kelompok Perlawanan Afghanistan di Iran, Pemerintah Inklusif di Depan Mata?

SENIN, 10 JANUARI 2022 | 22:58 WIB | LAPORAN: ABDUL MANSOOR HASSAN ZADA

Pembicaraan yang berlangsung di Teheranan antara delegasi pemerintahan Taliban, atau disebut juga Imarah Islam Afghanistan, dengan sejumlah pejabat tinggi Iran serta tokoh perlawanan Afghanistan pada akhir pekan kemarin berlangsung positif.

Begitu kata seorang anggota tim perunding dengan menteri luar negeri Taliban. Ia menjelaskan bahwa pembicaraan itu dilakukan di atas prinsip-prinsip dan isu-isu kunci serta bukan untuk mengambil alih kekuasaan.

"Pemerintah inklusif, hak-hak perempuan, kebebasan berekspresi dan hak kewarganegaraan telah menjadi poin utama dari negosiasi ini," jelas anggota tim perunding itu.

Sementara itu, pejabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Mottaqi yang memimpin delegasi Taliban mengatakan bahwa mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan mantan menteri kabinet Afghanistan Ismail Khan serta putra komandan legendaris pemimpin kelompok perlawanan, Ahmad Shah Massoud.

Tanpa menyebutkan topik pertemuan, ia menyebut bahwa dua pemimpin kelompok perlawanan itu, bersama dengan warga Afghanistan dan pengungsi lainnya akan bisa segera kembali pulang ke tanah air.

Menurut keterangan Hessamuddin Shams yang juga merupakan mantan gubernur Badghis, mereka memutuskan untuk merundingkan kesepakatan untuk membentuk pemerintahan yang komprehensif dan mencegah perang dan kehancuran lebih lanjut.

Shams membenarkan bahwa pembicaraan mereka dengan penjabat Menteri Luar Negeri Taliban diprakarsai oleh Iran.

"Kami mengadakan dua pertemuan resmi dengan Mottaqi di Teheran. Dalam kedua pertemuan itu, masalahnya adalah untuk memberikan saran dan agenda kepada Mottaqi. Dia harus menerima saran dan agenda kami dan mendiskusikannya dengan pimpinan Taliban," jelasnya.

"Setelah kajian, kami menunggu jawaban apakah negosiasi akan dilakukan atau tidak. Sejauh ini kami tahu ada fleksibilitas. Ada rasa tanggung jawab atas masalah Afghanistan," sambung Shams.

Ia menjelaskan bahwa pertemuan itu positif.

"Poin terpenting adalah apakah Taliban siap untuk pemerintahan yang inklusif atau tidak. Hak-hak perempuan yang menjadi perhatian semua orang, kebebasan berekspresi, hak kewarganegaraan atau tidak," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa Ismail Khan bertanggung jawab atas proses tersebut dan telah berkonsultasi dengan Ahmad Massoud dan tokoh-tokoh berpengaruh lainnya di dalam dan di luar negeri.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya