Berita

Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan/Net

Dunia

Amerika dan Sekutunya Siap Balas Sanksi Iran

SENIN, 10 JANUARI 2022 | 12:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sanksi yang dijatuhkan Iran kepada 52 warga Amerika atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani memicu reaksi keras dari Washington.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Gedung Putih mengatakan pihaknya tidak akan diam dan pasti membela diri atas apa yang dilakukan Iran kepada warganya.

“Jangan salah, AS akan melindungi dan membela warganya. Baik mereka yang saat ini masih terus melayani AS, maupun mereka yang sebelumnya pernah melayani," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, seperti dikutip dari Reuters, Senin (10/1).
"Sebagai orang Amerika, kami memiliki perbedaan pendapat tentang politik. Kami memiliki perbedaan pendapat tentang kebijakan Iran. Tapi kami bersatu dalam tekad kami melawan ancaman dan provokasi," lanjutnya.
Sullivan mengatakan, orang-orang Amerika akan bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mencegah dan menanggapi setiap serangan yang dilakukan oleh Iran. Jika Iran menyerang salah satu warga negara AS,  termasuk salah satu dari 52 orang yang disebutkan namanya kemarin, itu akan menghadapi konsekuensi yang berat.

Daftar yang terkena sanksi Iran terbaru di antaranya mantan dan pejabat aktif AS, baik diplomatik maupun militer, termasuk Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Robert O'Brien, dan mantan duta besar AS untuk PBB, Nikki Haley.

Sanksi rezim Iran kemungkinan besar bersifat simbolis karena mereka hanya mengizinkan pemerintah untuk menyita aset salah satu dari mereka yang terkena sanksi selama aset tersebut berada di Iran.

Pengumuman rezim Iran bertepatan dengan peringatan dua tahun pembunuhan AS terhadap jenderal top Iran Qassem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds, cabang luar negeri IRGC, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Irak pada 3 Januari, 2020, bersama komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis.

Pengumuman sanksi juga datang pada saat yang sensitif karena ketegangan tinggi mengenai apakah pembicaraan Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan akan berhasil atau tidak.

AS telah lama mengatakan bahwa jika diplomasi gagal dengan Iran, ia bersedia untuk beralih ke "rencana B", tanpa merinci rinciannya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya