Gedung parlemen Kazakhstan yang dibakar massa aksi protes/Net
Perintah 'tembak teroris yang mengacau' yang dilantangkan oleh Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev pada Jumat (Jumat (7/1) mendapat teguran dari Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Blinken mengecam perintah tersebut. Mengatakan bahwa perintah untuk menembak mati mereka yang menolak meletakkan senjata, adalah perintah yang salah.
"Perintah tembak-menembak itu salah," katanya dalam wawancara yang disiarkan CNN pada Minggu (9/1).
Blinken telah mengutarakan protesnya kepada Menteri Luar Negeri Kazakh dalam percakapan telepon, bahwa otoritas Kazakhstan harus berani menyelesaikan permasalahan yang dihadapi tanpa disertai dengan kekerasan lagi.
"Republik harus menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Menghadapi secara damai dan menjamin perlindungan hak-hak mereka yang melakukan protes secara damai," kata Blinken.
Ketegangan di Kazakhstan yang berlangsung sejak pekan lalu, Minggu (2/1), saat ini dikabarkan telah mereda. Pasukan Penjaga Perdamaian dari CSTO telah membantu mengamankan beberapa wilayah yang dilanda kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Aksi protes yang dipicu oleh kenaikan 'gila-gilaan' bahan bakar, telah menghancirkan kota Almaty dan beberapa kota besar lainnya. Massa membakar pertokoan dan gedung-gedung pemerintah, termasuk kediaman Presiden. Puluhan orang tewas, baik dari pihak aparat maupun dari pihak massa.
Kementerian Kesehatan pada Minggu mengatakan bahwa lebih dari 2.200 orang telah dirawat karena luka dan cedera.
Jumlah terbesar orang yang terluka selama kerusuhan adalah di Almaty, yairu 1.100 orang. Saat ini, 719 orang berada di rumah sakit di seluruh Kazakhstan. Sebanyak 83 di antaranya dalam kondisi serius.
Ombudsman anak-anak di Kazakhstan, Aruzhan Sain, telah mengkonfirmasi kematian dua remaja, berusia 11 dan 15 tahun, serta kematian seorang gadis berusia empat tahun.