Berita

Profesor terkemuka Afghanistan Faizullah Jalal (kiri)/Net

Dunia

Taliban Tangkap Profesor Terkemuka, Mimpi Buruk Kebebasan Berbicara di Afghanistan

MINGGU, 09 JANUARI 2022 | 23:59 WIB | LAPORAN: ABDUL MANSOOR HASSAN ZADA

Profesor terkemuka Afghanistan Faizullah Jalal ditangkap karena mengkritik pemerintahan Taliban pekan ini. Penangkapan tersebut memicu kekhawatiran bahwa Taliban akan menerapkan kembali aturan keras tentang kebebasan berbicara di negara tersebut.

Jalal yang merupakan seorang profesor hukum dan ilmu politik lama di Universitas Kabul tersebut memang dikenal sebagai kritikus vokal kepemimpinan Taliban. Ia telah membuat beberapa penampilan di acara bincang-bincang televisi sejak pemerintah yang didukung Amerika Serikat diusir pada Agustus 2021 lalu.

Ia menyalahkan Taliban atas krisis keuangan yang memburuk dan mengkritik mereka karena memerintah dengan paksa.

Dalam satu penampilan televisi, Jalal menyebut juru bicara Taliban Mohammad Naeem sebagai “anak sapi”. Ini adalah sebuah penghinaan besar di Afghanistan. Klip kritik pedasnya menjadi viral di media sosial dan memicu kekhawatiran akan pembalasan.

Sementara itu, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membuat cuitan pada Sabtu (8/1) bahwa Jalal telah ditahan oleh badan intelijen Taliban atas pernyataan yang dia buat di media sosial. Taliban menilai bahwa ia berusaha menghasut orang untuk menentang sistem dan bermain dengan martabat rakyat.

“Dia telah ditangkap agar orang lain tidak membuat komentar tidak masuk akal serupa atas nama profesor atau sarjana yang merugikan martabat orang lain,” jelasnya.

Mujahid membagikan tangkapan layar dari tweet yang dia klaim telah diposting oleh Jalal, yang mengatakan bahwa kepala intelijen Taliban adalah kaki tangan Pakistan dan bahwa pemerintah baru menganggap warga Afghanistan sebagai "keledai".

Sementara itu, kantor berita lokal Aamaj News mengatakan akun yang dirujuk Mujahid, @UstadJalal1, adalah palsu. Karena akun Twitter resminya adalah @JalalFaizullah.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya