Berita

Ilustrasi

Publika

Sinuhun Tidak Mengerti

SABTU, 08 JANUARI 2022 | 18:09 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

MASIH banyak hal yang belum dimengerti oleh "Sinuhun" dalam mengartikan era new normal setelah tahun-tahun belakangan terbelenggu pandemi Covid-19.

Lantas, apa yang tidak dimengerti "Sinuhun"?

Vaksin jalan ceritanya adalah mengembalikan keadaan menjadi normal. Bukankah keadaan sekarang sudah disimpulkan tidak akan balik pada kondisi normal?


Sementara, sekarang adalah sebuah desain membuat keadaan menjadi new normal. New normal telah diberi definisi sendiri oleh rezim internasional sekarang.

Normal itu seperti situasi sebelum pandemi, tidak ada digitalisasi, tidak ada jaga jarak, tidak ada work from home, jalan-jalan penuh, kantor kantor full, gedung gedung sekolah penuh lagi.

New normal itu keadaan baru dunia digital, dunia metaverse dan seterusnya. Orang boleh kerja di sana, sekolah di sana, jalan-jalan dan pamer kekayaan di sana.

New normal adalah konsep kerja baru, konsep sekolah baru, konsep pemerintahan baru, konsep uang baru. Anda bisa bangun Indonesia baru di sana.

New normal itu energi baru terbaharukan dan generasi baru terbaharukan. Energi kotor, generasi kotor, energi lama, generasi lama ditinggalkan.

Jadi corona, vaksin, PCR, ini adalah agenda menelikung dalam kemelut perubahan, seperti maling dalam bencana kebakaran atau banjir. Namanya penelikung pasti mentok. Banyak ceritanya dalam dunia politik.

Tahun ini mereka akan berhadapan dengan MTA, dan pasti bandar virus diadili sebagai penjahat kemanusiaan yang paling keji, seperti kisah Hitler dalam Perang Dunia 2.

Siapa yang paling banyak membunuh datanya sudah ada, penjara sudah di siapkan di antartika, penjara terbesar yang pernah dibangun.

Perusahaan energi kalau memikirkan dengan baik point ke enam di atas mudah mudahan tak hancur lebur.

Melihat keadaan sekarang harus waspada. Jangan sembarang ngikut arus. Orang kalau tidak waspada tai ayam dikira emas, pestisida dikira susu murni.

Pemilu 2024 itu pemilu di metaverse, jadi presiden di sana, karena semua kekayaan dunia sumber daya ekonomi dan keuangan akan dipindahkan ke avatar.

Penulis adalah peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya