Berita

Bendera China berkibar di dekat China World Trade Center Tower 3 di Beijing pada 29 November 2021/Net

Dunia

Ilmuwan China Mengaku Bersalah Curi Teknologi Pertanian AS di Tempatnya Bekerja

JUMAT, 07 JANUARI 2022 | 15:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebuah pengakuan bersalah meluncur dari seorang warga China bernama Xiang Haitao, yang didakwa berkonspirasi untuk mencuri rahasia dagang saat dirinya menjadi karyawan di sebuah perusahaan agrokimia Amerika.

Pengumuman tersebut disampaikan Departemen Kehakiman AS dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis (6/1) waktu setempat.

"Xiang Haitao (44), berkonspirasi untuk mencuri rahasia dagang dari perusahaan untuk tujuan menguntungkan pemerintah asing, yaitu Republik Rakyat China," kata Departemen Kehakiman AS, seperti dikutip dari RT, Jumat (7/1).


Xiang diduga berusaha mencuri rahasia dagang saat bekerja sebagai ilmuwan untuk Monsanto di negara bagian Missouri, tempat perusahaan itu bermarkas.

Setelah Xiang meninggalkan pekerjaannya, dia diduga membeli tiket penerbangan sekali jalan ke China dan pihak berwenang menemukan salinan algoritme 'Nutrient Optimizer' Monsanto – yang dianggap perusahaan sebagai rahasia dagang – di salah satu perangkat elektroniknya.

Terdakwa mengaku bersalah atas tuduhan minggu ini dan akan menghadapi hukuman 15 tahun penjara serta denda 5 juta dolar. Dia akan divonis pada 7 April 2022.

“Kami tidak dapat mengizinkan warga negara AS atau warga negara asing untuk menyerahkan informasi bisnis yang sensitif kepada pesaing di negara lain,” kata Jaksa AS Sayler Fleming, menyebut kejahatan seperti itu bahaya bagi ekonomi dan keamanan nasional AS.

Asisten Direktur Divisi Kontra Intelijen FBI Alan E. Kohler Jr. buka suara soal vonis tersebut.

"Pekerja Amerika menjadi korban utama ketika musuh, seperti pemerintah China, mencuri teknologi untuk menumbuhkan ekonomi mereka," katanya.

“Bukan hanya teknologi militer yang dikembangkan di laboratorium rahasia yang diinginkan musuh; dalam hal ini adalah teknologi pertanian yang digunakan oleh petani Amerika untuk meningkatkan hasil panen,” ujarnya.

Pengakuan bersalah adalah kemenangan terbaru dalam perang Departemen Kehakiman AS atas dugaan campur tangan China.

Bulan lalu, mantan kepala departemen kimia Universitas Harvard juga dinyatakan bersalah atas beberapa tuduhan terkait hubungannya dengan China dan Institut Teknologi Wuhan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya