Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Dilema Reshuffle, Jokowi Pilih Pecat Menteri dari Parpol atau Jaga Kepercayaan Publik

SENIN, 03 JANUARI 2022 | 20:35 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Ketetapan reshuffle menteri Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo masih ditunggu-tunggu oleh masyarakat, mengingat kinerja sejumlah kementerian yang dinilai tidak maksimal dan memunculkan permasalahan selama tahun 2021.

Desakan kepada Jokowi agar mereshuffle menterinya, lagi-lagi disampaikan oleh Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam.

Dia menyarankan Kepala Negara untuk segera melakukan perombakan kabinet, supaya kerja pemerintahan Jokowi di periode keduanya bisa meninggalkan bekas yang positif.

Hanya saja, kata Saiful Anam, belakangan isu reshuffle memang bergeser dari sekadar soal kinerja, tetapi dikait-kaitkan dengan masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam koalisi pemerintah, yang mana disebut-sebut bakal mendapat jatah kursi menteri kabinet.

Menurut Anam, isu itu bisa saja menambah persepsi negatif dari publik terhadap Jokowi, karena memiliki kesan "selalu bagi-bagi kue" kepada barisan pendukungnya.

"Tentu reshuffle tersebut akan terkesan bagi-bagi kursi, apalagi reshuffle mengarah kepada masuknya parpol seperti PAN atau parpol lain misalnya," ujar Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (3/1).

Padahal, Anam memandang reshuffle sebagai sebuah instrumen yang harus dijalani Jokowi untuk bisa memperbaiki kinerja pemerintahannya yang tersisa kurang dari tiga tahun ke depan.

"Reshuffle adalah sebuah kebutuhan untuk lebih mengoptimalkan kerja-kerja pemerintahan. Saya kira rugi apabila Jokowi tidak mengoptimalkan kinerjanya di akhir periode," tuturnya.

Namun, apabila niat Jokowi mereshuffle menteri-menterinya hanya untuk memenuhi pesanan oligarki, maka bukan tidak mungkin kepercayaan masyarakat kepadanya akan semakin melemah.

"Menurut saya akan makin menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi, apabila lebih mengutamakan memasukkan atau menambah menteri parpol daripada kalangan professional," katanya.

Namun begitu, Jokowi akan mendapat respon yang berbeda dari masyarakat, apabila pertukaran atau pengurangan menteri dari kalangan Parpol dilakukan.

"Tapi tentu hal tersebut apakah tidak menimbulkan kecemburuan antar parpol koalisi?" imbuhnya bertanya-tanya.

Maka dari itu, Saiful Anam memandang reshuffle tidak kunjung dilakukan Jokowi lantaran masih dilema pada dua pilihan. Yakni, tetap menjaga lingkaran koalisi tetap kuat, atau mereshuffle menteri parpol demi perbaikan kinerja sejumlah kementerian yang ujungnya berimbas pada kehidupan masyarakat.

"Tentu hal tersebut menjadi beban berat Jokowi di satu sisi harus ada reshuffle, namun di sisi yang lain menteri parpol manakah yang harus di reshuffle," ucapnya.

"Tentu hal tersebut menjadi suatu kalkulasi yang sulit bagi Jokowi, meskipun harus dilakukannya di tengah kepercayaan terhadap pemerintahan makin tergerus," demikian Saiful Anam.

Populer

Kapolri Mutasi 55 Pati dan Pamen, Ada 3 Kapolda Baru

Selasa, 12 November 2024 | 23:52

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Rabu, 06 November 2024 | 07:53

Protes Aturan Hijab, Mahasiswi Iran Nekat Bugil di Depan Kampus

Minggu, 03 November 2024 | 16:18

Haikal Hasan Diminta Cek Joget Sadbor: Halal Nggak?

Minggu, 03 November 2024 | 10:41

Tak Terima Dikabarkan Meninggal, Joncik Laporkan Akun Facebook "Lintang Empat Lawang" ke Polisi

Kamis, 07 November 2024 | 06:07

Musa Rajekshah Dorong Pemetaan Potensi dan Keunggulan Desa

Kamis, 07 November 2024 | 21:43

UPDATE

Ibu Wapres Selvi Buka Bazar Amal Women's International Club 2024

Rabu, 13 November 2024 | 11:57

Bappenas Ungkap Mayoritas Target Pemerintahan Jokowi Tak Tercapai

Rabu, 13 November 2024 | 11:56

Ajakan Presiden Prabowo untuk Swasembada Energi Harus Dikawal

Rabu, 13 November 2024 | 11:43

Meski Status Tersangka Gugur, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Tetap akan Dipanggil KPK

Rabu, 13 November 2024 | 11:35

KPK Buka Peluang Kembali Tersangkakan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor

Rabu, 13 November 2024 | 11:30

Majelis Masyayikh Tingkatkan Mutu Pesantren di Era Digital

Rabu, 13 November 2024 | 11:21

Bitcoin Terbang Tinggi, Satu Keping Dibanderol Hampir Rp1,4 Miliar

Rabu, 13 November 2024 | 11:15

Sesalkan Sikap KPK di Kasus Sahbirin Noor, DPR: Katanya Berani Jujur Hebat?

Rabu, 13 November 2024 | 10:26

Bobrok, Pimpinan KPK Sekarang Tak Pantas Dipilih Lagi

Rabu, 13 November 2024 | 10:20

Menko Pangan Terima Kunjungan Pertani HKTI

Rabu, 13 November 2024 | 10:10

Selengkapnya