Berita

Perkerja asing di pertanian Inggris/Net

Dunia

Setahun Brexit, Inggris Hadapi Masalah Terbesar Terkait Tenaga Kerja

JUMAT, 31 DESEMBER 2021 | 06:02 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pertanian Inggris telah melalui masa-masa yang cukup berat selama setahun belakangan ini. Pandemi Covid-19 yang panjang telah mempengaruhi rantai pasokan. Namun, penyebab lain yang cukup serius adalah keluarnya  Britania Raya dari Uni Eropa atau Brexit.

Setelah Inggris beroperasi secara independen di luar Uni Eropa, sektor-sektor yang mengandalkan kebebasan bergerak para staf UE, tampaknya adalah yang paling menderita.

Inggris telah kehilangan banyak pekerja asing. Pada 2017, hampir semua dari 70.000 pekerja musiman dalam pemetikan buah dan panen sayuran, termasuk pengemudi truk pengangkut hasil panen, berasal dari Eropa timur, menurut data Serikat Petani Nasional (NFU).


Sejak Brexit, mereka tidak bisa atau tidak mau datang lagi ke Inggris.

Kevin Haynes, seorang manajer pertanian di Inggris utara, mengatakan kepada Euronews bahwa sebagian besar hasil pertanian tidak dapat dipanen karena kurangnya tenaga pemetik dan pengangkut.

Penguncian dan pembatasan Covid-19, ditambah dengan Brexit yang mulai berlaku, keduanya di saat yang berbarengan, telah membuat banyak orang Eropa kembali ke negara asal mereka.

Di bawah aturan imigrasi baru Inggris, warga negara Uni Eropa tidak lagi memiliki perlakuan istimewa; sebaliknya, sistem berbasis poin baru dirancang untuk menarik pekerja terampil.

Masa sulit juga dialami sektor perhotelan. The Rubens at the Palace, hotel bintang lima yang menghadap ke kediaman resmi Ratu di Istana Buckingham, juga mengalami kesulitan menemukan staf.

Manajer umum Malcolm Hendry menggambarkan kombinasi Brexit dan Covid-19 sebagai "badai terbesar" yang dikenalnya dalam kariernya selama lebih dari 30 tahun.

"Tidak bisa merekrut (tenaga kerja) dari seluruh Eropa ketika kami sudah terbiasa melakukan itu selama bertahun-tahun sebelumnya, benar-benar merupakan akar dari tantangan yang ada," katanya.

Ia menambahkan, berharap bisa kembali merekrut tenaga kerja di seluruh pasar terbuka.

"Dapat membawa kembali dan membawa orang-orang baru, wajah-wajah baru ke dalam industri kami untuk benar-benar memungkinkan saya dan begitu banyak rekan industri untuk kembali memiliki jumlah staf dan tim ke tingkat yang sama seperti sebelum Covid-19."

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya