hingga waktu bergulir makin tua
tak kau rasakankah hidup serasa dalam ancaman sayat belati?
setega itu mereka mencacah negeri
: siapa kadrun siapa NKRI
siapa cebong siapa kampret
siapa Taliban dan siapa fasih wawasan kebangsaan
siapa dan apa pula yang terpilah
menjadi kalian dan kami
serela itukah kau kuasakan opini?
kepada buzzer pendengung informasi
yang dengan ringan melabrak sana-sini
memetakan siapa saja yang tak seideologi
ke mana kebenaran kau simpan
di mana kenyataan kau sembunyikan
kepada siapa jerit pilu kita sampaikan
kepada siapa hukum dipercayakan
kepada siapa keadilan kau sandarkan
siapa saja yang menyelesaikan?
dalam fenomena ruang maya
yang suntuk luas terbuka
keruh kusam beradab rimba
langit interaksi terbiarkan hampa etika
ke mana pula jargon literasi tanpa henti
o, omong kosong semuanya
undang-undang pun tak memberi efek jera
setahun ini kenyang kita saksikan
panggung nyata diskriminasi
sebebas itu menuding yang tak sekubu
aman-aman saja walau culas menista
tak terusik hukum walau ganas meluka
bhinneka, tahukah kalian bukan sikap membeda-beda
keberagaman, tahukah kalian bukan baju identitas
berbedalah untuk mengakui yang lain ada
beragamlah untuk meyakini satu dalam semesta
hentikan narasi-narasi stigmatisasi
memojokkan yang tak sepikiran
memiara buzzer demi logika penistaan
tanyakan kepada para penguasa
jawablah dengan lapang kearifan
: milik siapakah Indonesia?
(2021)
Amir Machmud NS adalah penyair dan wartawan senior tinggal di Semarang.