Berita

Ketua DPR RI Puan Maharani dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto/Net

Politik

Duet Prabowo-Puan Akan Kandas Karena Puan Tidak Disukai Kelompok Islam Politik

JUMAT, 24 DESEMBER 2021 | 10:32 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Duet Prabowo Subianto-Puan Maharani yang ramai diwacanakan pada saat ini berpotensi kandas. Salah satu faktornya, karena Ketua PDI Perjuangan, Puan Maharani tidak disukai oleh kelompok Islam politik.

Pendiri dan aktivis Lingkar Madani, Ray Rangkuti mengatakan bahwa saat ini banyak spekulasi tentang pasangan calon presiden 2024. Salah satunya duet Prabowo Subianto-Puan Maharani.

Namun demikian, Ray mengingatkan bahwa masih ada waktu dua hingga tiga tahun yang memungkinkan kedua tokoh tersebut dapat disatukan atau juga bercerai sebelum pencapresan.

"Saya justru melihat beberapa hal yang boleh jadi kemungkinannya tidak (bersatu),” ujar Ray kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/12).

Beberapa alasan yang kemungkinan Prabowo-Puan tidak bersatu adalah Prabowo membutuhkan figur calon wakil presiden yang dapat mendongkrak suaranya di saat perolehan suara saat ini yang agak tersendat.

Jika Prabowo hanya mendasarkan diri pada semata-mata popularitas dan elektabilitas dirinya tanpa didukung oleh calon wakil presidennya, besar kemungkinan dia akan dilampaui oleh kandidat lain.

Selanjutnya, Prabowo pasti akan mempertimbangkan dampak elektoral kepada Partai Gerindra jika memilih Puan sebagai pendampingnya di Pilpres 2024.

“Ini mengingat Puan memiliki citra yang agak tidak disenangi oleh kelompok Islam politik. Sementara suara yang berlabuh ke Prabowo selama ini berasal dari mereka yang memiliki selera Islam politik,” urainya.

Faktor yang ketiga adalah pendukung Presiden Joko Widodo yang belum tentu akan berlabuh ke Prabowo-Puan.

Atas dasar pertimbangan tersebut, Ray tidak yakin Prabowo berpasangan dengan Puan Maharani.

"Karena Pak Prabowo sebetulnya memiliki kemungkinan untuk mendapatkan pasangan yang lain di luar Ibu Puan," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya