Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Larang Pemasok Datangkan Produk dari Xinjiang, Intel Menyesal dan Minta Maaf

JUMAT, 24 DESEMBER 2021 | 08:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Produsen chip kenamaan asal AS, Intel, menyatakan permintaan maafnya kepada pelanggan, mitra, dan publik China karena memberi tahu pemasoknya untuk tidak mengambil produk atau tenaga kerja dari Daerah Otonomi Uighur Xinjiang China.

Permintaan maaf resmi tersebut disampaikan Intel di akun WeChatnya pada Kamis (23/12) waktu setempat.

"Sebagai perusahaan multinasional yang dihadapkan pada lingkungan global yang kompleks, Intel harus menanggapi dan menangani masalah dengan hati-hati," kata perusahaan tersebut, seperti dikutip dari CGTN.


Intel mengatakan bahwa pernyataannya untuk menghindari rantai pasokan dari Xinjiang hanya untuk mengekspresikan kepatuhan dan legalitas daripada pernyataan posisinya tentang masalah ini.

Perusahaan tersebut baru-baru ini menerbitkan surat tahunan tertanggal Desember kepada pemasok yang diterbitkan dalam beberapa bahasa.

"Intel diharuskan untuk memastikan rantai pasokan kami tidak menggunakan tenaga kerja atau sumber barang atau jasa dari wilayah Xinjiang," kata Intel.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menggapi terbitnya perintah tersebut.

"Kami berharap perusahaan yang terlibat dapat menghormati fakta dan membedakan yang benar dan yang salah," kata Zhao.

"China telah menegaskan kembali bahwa tuduhan kerja paksa di Xinjiang adalah kebohongan yang dibuat oleh pasukan anti-China di AS untuk menodai reputasi China, mengacaukan Xinjiang dan menindas pembangunan China," ujarnya.

Zhao mengatakan, jika beberapa perusahaan memilih untuk tidak menggunakan produk yang dibuat di Xinjiang, itu adalah kerugian mereka.

Sejak 2015, China dan Hong Kong telah menjadi pasar tunggal terbesar Intel dalam hal pendapatan. Tahun lalu, lebih dari 26 persen pendapatan perusahaan berasal dari China daratan dan Hong Kong.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya