Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken/Net
Amerika Serikat berterima kasih kepada Pakistan karena menjadi tuan rumah pada sesi luar biasa Organisasi Dewan Islam (OKI) di Afghanistan.
Ungkapan terima kasih itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan di Twitter.
Blinken mengatakan, sidang luar biasa ke-17 Dewan Menteri Luar Negeri OKI sebagai contoh tekad untuk membantu mereka yang membutuhkan, dan peran Pakistan dalam menyelenggarakan acara tersebut patut diapresiasi.
"Sesi Luar Biasa OKI tentang Afghanistan adalah contoh utama dari tekad dan tindakan kolektif kami untuk membantu mereka yang paling membutuhkan," kata Blinken di Twitter.
Ia pun mengundang komunitas global untuk terus bekerja sama dalam mendukung rakyat Afghanistan, dan menggunakan tagar #OIC4Afg dalam tweetnya untuk menyatakan dukungan dan solidaritasnya.
Keberhasilan penyelenggaraan Sidang Luar Biasa ke-17 Dewan Menteri Luar Negeri OKI di Afghanistan menarik tepuk tangan seluruh dunia untuk Pakistan karena membuat komunitas global sadar akan situasi kemanusiaan dan ekonomi yang memburuk di negara yang dilanda perang itu.
Perwakilan Khusus AS Thomas West juga menyebutnya pertemuan OKI itu sebagai sesi yang produktif dengan hasil penting, tidak terkecuali pembentukan dana perwalian kemanusiaan dan penunjukan Utusan Khusus OKI.
“AS menyambut hangat peran dan kontribusi OKI,†kata West, seperti dikutip dari
AFP.
Duta Besar Uni Eropa di Pakistan Androulla Kaminara juga mengucapkan selamat kepada pihak berwenang Pakistan.
“Selamat kepada Pakistan atas keberhasilan sesi OKI. Uni Eropa telah memberikan bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan. Terima kasih kepada negara-negara anggota, total bantuan dari UE lebih dari 70 persen ari total bantuan,†cuitnya.
Orang lain yang memuji Pakistan karena menyelenggarakan KTT termasuk Komisaris Tinggi Inggris di Islamabad Christian Turner, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, dan Menteri Luar Negeri Malaysia Dato Sri Saifuddin Abdullah.
Para pemimpin dunia, pejabat pemerintah, diplomat dan analis menyebut pertemuan badan negara-negara Muslim yang beranggotakan 57 orang itu, sebagai pencapaian tonggak sejarah bagi Pakistan yang juga mewujudkan komitmennya untuk Afghanistan yang stabil selain pengakuan pendiriannya.