Berita

Jamal Kashoggi/Net

Dunia

Laporan Baru: Agen UEA Menyadap Telepon Istri Khashoggi dengan Spyware Sebelum Pembunuhan

KAMIS, 23 DESEMBER 2021 | 06:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penemuan mengejutkan dilaporkan Washington Post yang memaparkan bahwa agen Uni Emirat Arab ada kaitannya dengan peretasan ponsel isteri Jamal Kashoggi, jurnalis yang terbunuh di Kedutaan.

Penemuan dari analisis forensik mengungkapkan bahwa agen tersebut memasang spyware Pegasus Israel di ponsel Hanan Elatr, saat dia berada di tahanan Uni Emirat Arab (UEA) pada April 2018, beberapa bulan sebelum pembunuhan Kashoggi.

Bulan itu, Elatr, yang merupakan pramugari Emirates, ditahan setibanya di bandara Dubai. Dua ponsel Android, laptop, disita oleh petugas saat mereka mengepungnya di bandara. Mereka menggiring Elatr dengan mata tertutup dan diborgol, ke sel interogasi di pinggir kota. Di sana, dia diinterogasi sepanjang malam dan meminta kata sandinya.

Analisis, yang dilakukan oleh laboratorium penelitian privasi dan keamanan Citizen Lab yang berbasis di Kanada, lebih lanjut mengungkap bahwa Khashoggi dan istrinya, ditargetkan oleh spyware dalam operasi pengawasan atas nama pemerintah UEA.

Penyelidikan dari dua ponsel Android milik Elatr menemukan bahwa seseorang yang tidak dikenal menggunakan salah satu ponsel untuk mengunjungi situs web yang mengunggah spyware Israel ke ponsel tersebut. Analisis lebih lanjut oleh Citizen Lab juga menunjukkan bahwa situs web tersebut dikendalikan oleh grup NSO atas nama "pelanggan" di UEA.

Elatr dan Khasoghi menjalani hubungan jarak jauh. Elatr tinggal di Dubai dan Khashoggi di Washington. Mereka sering bepergian dan mendiskusikan rencana perjalanan dan pertemuan di Amerika Serikat dan luar negeri menggunakan aplikasi di ponsel mereka.
Nomor telepon Elatr dan Khashoggi juga ditemukan dalam daftar 50.000 nomor yang datanya bocor yang mengungkapkan target potensial spyware Pegasus, tambah laporan itu.

Daftar itu juga berisi nomor milik ratusan pejabat pemerintah lainnya – termasuk presiden Prancis dan Afrika Selatan, perdana menteri Pakistan dan beberapa pejabat kedutaan AS yang berbasis di Afrika – bersama dengan total 180 jurnalis yang termasuk outlet berita utama AS dan Eropa.

Kebocoran data yang dilaporkan adalah bagian dari penyelidikan yang lebih besar oleh koalisi outlet berita di seluruh dunia. Investigasi, yang diberi nama Proyek Pegasus, mengungkap penargetan besar-besaran terhadap jurnalis, aktivis hak asasi manusia, dan politisi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya