Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama/Net
PT Pertamina (Persero) yang saat ini Komisaris Utamanya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang menghadapi gejolak internal.
Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) mengancam akan melakukan mogok kerja pada Rabu (29/12) mendatang.
Dalam surat bernomor 113/FSPPB/XII/2021-TH% itu, dijelaskan bahwa aksi mogok yang rencananya akan diakhiri pada Jumat 7 Januari 2022 itu didasari oleh belum dipenuhinya tuntutan mereka yang ingin Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dicopot.
Surat pemberitahuan tertanggal 17 Desember itu dikirimkan pada Direktur Utama PT Pertamina dan Menteri Ketenegakerjaan Indonesia. Dengan tembusan diantaranya Presiden, Kapolri, Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menkeu dan beberapa pihak lainnya.
Sudah 3 hari kabar rencana mogok kerja para pekerja Pertamina itu muncul, Ahok belum menunjukkan bagaimana menyikapi masalah itu.
Padahal aksi mogok kerja itu nantinya akan dipimpin oleh Presiden FSPPB Arie Gumilar. Dalam surat yang diterima redaksi, Arie menjelaskan bahwa aksi mogok akan dihentikan sebelum jangka waktu jika tuntutan mereka dikabulkan.
"Mogok kerja dapat kami hentikan sebelum jangka waktu apabila tuntutan kami sesuai surat kepada Menteri BUMN telah dipenuhi," demikian cuplikan keterangan dalam surat pemberitahuan yang diterima redaksi, Senin (20/12).
Pada 10 Desember lalu, FSPPB juga melayangkan surat pada Menteri BUMN Erick Thohir. Dalam surat bernomor 110/FSPPB/XII/2021-XWO itu, berisi tentang permohonan pencopotan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati.
Argumentasi desakan pencopotan yang disampaikan FSPPB adalah karena sosok Nicke dianggap gagal membangun hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.
Di tengah gejolak itu menjadi pertanyaan dimanakah sosok Ahok dalam menyikapi masalah rencana aksi mogok kerja itu.
Padahal saat ditunjuk Komisaris Utama pada 2019 lalu, Ahok mengatakan akan membantu Direksi Pertamina agar berhasil menjalankan tugasnya. Hal itu disampaikan Ahok di tengah penolakan pekerja terhadap kehadiran dirinya di Pertamina.
Dengan diamnya Ahok menyikapi masalah ini, apakah kemudian mantan Gubernur DKI itu membidik kursi Dirut Pertamina menggantikan Nicke Widyawati? Atau, barang kali lebih dari itu, membidik kursi Menteri BUMN Erick Thohir dengan membiarkan keributan ini terjadi?