Sekretaris DPC GMNI Kabupaten Karawang, Topik/RMOLJabar
Hampir setahun, pasangan Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaefulloh resmi jadi Bupati dan Wakil Bupati Karawang sejak dilantik akhir Februari lalu. Bahkan, khusus Cellica sudah enam tahun ia mengemban amanah sebagai Bupati.
Akan tetapi, kondisi masyarakat Karawang saat itu belum mengalami perubahan yang signifikan. Di antaranya masih adanya kemiskinan ekstrem yang tercatat di wilayah utara Jawa Barat itu.
Untuk itu, Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesai (DPC GMNI) Kabupaten Karawang, Topik, mengingatkan bahwa pasangan tersebut punya utang janji pada masyarakat.
Saat kampanye, ujarnya, Cellica dan Aep berjanji akan serius membangun Karawang dan mensejahterakan warganya.
“Banyak hal yang perlu dievaluasi. Salah satunya isu kemiskinan ekstrrm di Kabupaten Karawang,†kata Topik kepada
Kantor Berita RMOLJabar, Senin (20/12).
Kemiskinan ekstrem di Karawang, lanjut Topik, merupakan ironi yang menyakitkan. Ia mengibaratkan, seperti tikus mati kelaparan di gudang beras.
“Bagaimana mungkin ini terjadi? Karawang itu daerah padi dan industri,†ujarnya.
"Saya berharap di tahun 2022 Bupati Cellica dapat membayar janji-janji politiknya sehingga Kabupaten Karawang lebih sejahtera," tegas Topik.
Di matanya, biang keladi kemiskinan ekstrem yang terjadi di Karawang adalah kurangnya komitmen pemimpin dalam menjalankan tugasnya mensejahterakan masyarakat.
"Lebih baik kita kurang tidur selama lima bulan dibanding tidak bisa tidur nyenyak dalam waktu lima tahun karena terus ditagih janji," tandasnya.