Berita

Mantan Wakil Ketua Umum PBNU periode 2010-2015, As'ad Said Ali/Net

Politik

As'ad Said Ali, Kuda Hitam dan Jalan Tengah Muktamar NU

SENIN, 20 DESEMBER 2021 | 13:58 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Nama KH As'ad Said Ali diyakini akan banyak mengubah dinamika calon ketua umum PBNU selain dua nama unggulan KH Said Aqil Siroj dan KH Yahya Cholil Staquf jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung pada 22-23 Desember mendatang.

Secara kasat mata, dikatakan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, memang nama Kiai As'ad Ali belum sementereng sosok Said Aqil ataupun Gus Yahya.

Bagi Adi Prayitno, sebagai petahana yang menjabat dua periode, Said Aqil tentu ada banyak keuntungan yang dimiliki dia untuk melanjutkan kepemimpinan.

"Kiai Said sebagai petahana punya penetrasi, penerimaan di pengurus wilayah yang kuat karena posisinya sebagai ketua dua periode itu sudah diperhitungkan oleh banyak pengurus," kata Adi Prayitno kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (20/12).

Satu-satunya masalah yang dihadapi Kiai Said Aqil, lanjutnya, adalah narasi Muktamar NU di Lampung harus menjadi momentum regenerasi kepemimpinan.

"Cuma problemnya apakah dominasi penetrasi ini akan tetap kuat atau tidak di tengah kecenderungan adanya keinginan regenerasi di internal PBNU," katanya.

"Apalagi Gus Yahya kan publik juga menilai memiliki kapasitas, kompetensi keulamaan dan keilmuan yang sebenarnya juga setara dengan ulama-ulama lain yang ada di NU," sambungnya.

Masih kata Adi, di tengah dinamika dua unggulan itu, nama Kiai As'ad Ali bisa menjadi alternatif yang mengakomodasi irisan kelompok pendukung Said Aqil dan Gus Yahya.

"Kiai As'ad ini bisa jadi kuda hitam, kalau ada dua kubu yang mengeras cenderung biasanya publik akan memalingkan wajahnya ke satu sosok yang dianggap sebagai jalan tengah," pungkasnya.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

PDIP: Pemecatan Ubedilah adalah Upaya Pembungkaman KKN Jokowi

Jumat, 31 Januari 2025 | 10:11

Komjen Dedi Ultimatum, Jangan Lagi Ada Anggapan Masuk Polisi Bayar!

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:12

UPDATE

Polri Bungkam soal Isu AKBP Hendy Halangi Penangkapan Harun Masiku

Sabtu, 08 Februari 2025 | 01:10

Pesta Rakyat Bertabur Artis Ramaikan Malam Puncak HUT ke-17 Gerindra

Sabtu, 08 Februari 2025 | 00:55

Gak Ikut DPR, Polri Tegaskan yang Bisa Copot Kapolri Hanya Presiden

Sabtu, 08 Februari 2025 | 00:32

Saatnya Presiden Prabowo Sikat Menteri-menteri Keblinger

Sabtu, 08 Februari 2025 | 00:09

Resmi Berbadan Hukum, Iwakum Diharapkan Jadi Social Control Negara

Jumat, 07 Februari 2025 | 23:51

Terbukti Langgar Etik, AKBP Bintoro Dipecat Tidak Hormat

Jumat, 07 Februari 2025 | 23:31

Bawaslu RI dan Provinsi Ikut Diadukan ke DKPP soal Pilgub Papua

Jumat, 07 Februari 2025 | 23:11

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan, BRI Terapkan Strategi Pengelolaan Piramida

Jumat, 07 Februari 2025 | 23:06

Kabar Duka, Menteri ESDM Era SBY Meninggal Dunia

Jumat, 07 Februari 2025 | 22:22

Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Demo di Mapolda Sumut, Minta Jokowi Ditangkap

Jumat, 07 Februari 2025 | 22:14

Selengkapnya