Berita

Peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng/Net

Politik

Salamuddin Daeng: PGN Sekarat Tidak Bisa Bayar Utang, Siapa yang Akan Tolong

JUMAT, 17 DESEMBER 2021 | 18:20 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kondisi keuangan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk tengah menjadi sorotan. Ini lantaran rating PGN yang berada di BBB- dinilai berbahaya.

Peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng bahkan khawatir PGN tidak bisa membayar utang sebesar 1,3 miliar dolar AS atau setara Rp 18 triliun hingga Rp 20 triliun. Apalagi dengan bunga 5,125 persen, yang akan jatuh tempo 2024 .

“PGN sekarat tidak bisa bayar utang, siapa yang akan tolong. Peringkat PGN berada satu tingkat di bawah Pertamina, bisa menimbulkan masalah pada posisi keuangan Pertamina lebih lanjut,” tegasnya kepada wartawan, Jumat (17/12).


Salamuddin Daeng mengurai bahwa penyebab kerugian PGN datang dari ketidakpastian peraturan, manajemen yang tidak menciptakan terobosan, pendapatan hulu yang lemah, pendapatan transmisi yang tetap, hingga leverage PGN yang hanya 3,9 kali.

“Selain itu, spread penjualan PGN turun menjadi 1,8 dolar AS per MMBTU dari 2,2 dolar AS per mmbtu tahun 2019. Pergantian selisih harga 110 juta dolar AS oleh pemerintah kayaknya tidak akan dilakukan karena pemerintah sedang kere,” sambungnya.

Dalam pengamatannya, EBIDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) PGN juga sedang turun hampir separuh, tanpa ada harapan untuk dapat meningkatkannya. Baik manajemen maupun pemerintah hanya bisa menonton.

“Penerimaan hulu yang lemah, kondisi Saka Energi kemungkinan ambruk karena rating utang negatif, produksi yang buruk, dengan kemungkinan ditutup. Saka menharapkan suntikan dana dari PGN, sementara PGN sedang kere untuk membayar tagihan 625 juta dolar AS,” tegasnya.

Menurutnya, utang PGN 2,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 40 triliun tidak akan bisa dibayar, yang 75 persennya akan jatuh tempo.

“Pertamina tak bisa nanggung lagi. Ada harapan minta pada Presiden Jokowi,” tutupnya.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya