Berita

Pentagon/Net

Dunia

Taliban Tuntut AS Beri Kompensasi Kepada Keluarga Korban Drone salah Sasaran di Afghanistan

KAMIS, 16 DESEMBER 2021 | 10:25 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Keputusan Pentagon yang tidak akan memberikan sanksi pada tentaranya atas serangan pesawat tak berawak mematikan di Kabul pada Agustus lalu yang menewaskan 10 warga Afghanistan, termasuk tujuh anak-anak membuat Taliban marah.

Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Taliban Afghanistan mendesak AS untuk membatalkan keputusannya untuk tidak menghukum siapa pun, dengan mengatakan bahwa keluarga korban harus diberi kompensasi dan AS harus bertanggung jawab atas kejahatannya.

"Kami ingin keluarga mereka yang dibunuh secara brutal dibantu dengan kompensasi. Ini adalah tuntutan rakyat tetapi Amerika menolaknya," kata Zabihullah Mujahid, kepala juru bicara pemerintahan yang dipimpin Taliban, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CGTN.


"AS telah melakukan banyak tindakan serupa di dunia dan sekarang mengatakan ini. AS telah membunuh orang di Afghanistan dalam 20 tahun terakhir. Ini adalah tanggung jawab etis," tambahnya.

Selain Mujahid, anggota keluarga korban dan warga sekitar juga menuntut keadilan dan menyerukan agar pasukan AS dihukum.

"Amerika telah berjanji untuk memberikan kompensasi kepada kami, para pelanggar akan dibawa ke pengadilan dan mereka akan mengevakuasi kami. Itu harus memenuhi janjinya sekarang," kata Ajmal Ahmadi, saudara salah satu korban.

"Setiap kali mereka datang dengan alibi baru. AS adalah negara adidaya dunia dan harus memenuhi janji yang telah dibuatnya," tambahnya.

Pengadilan internasional juga harus dibentuk untuk memberikan putusan yang tidak memihak, desak penduduk setempat.

"Harus ada badan yang tidak memihak yang bisa menyelidiki semua masalah yang relevan dan melihat apakah Amerika telah melakukan kejahatan. Alasan harus diselidiki. Mereka yang melakukan serangan harus dihukum," kata seorang penduduk bernama Jaihoon Ahmad.

Militer AS melancarkan serangan pada 29 Agustus di hari-hari terakhir memimpin evakuasi dari Kabul. Zemari Ahmadi, seorang karyawan Nutrition and Education International (NEI) yang berbasis di AS, tewas bersama sembilan anggota keluarganya.

Dalam sebuah pernyataan, pendiri dan presiden NEI Steve Kwon mengatakan bahwa keputusan untuk tidak menghukum siapa pun atas serangan mematikan itu "mengejutkan."

"Bagaimana militer kita bisa salah mengambil nyawa 10 orang Afghanistan yang berharga, dan tidak meminta pertanggungjawaban siapa pun dengan cara apa pun?" kata Kwon seperti dikutip oleh CNBC.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya