Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Produsen Makanan dan Minuman Dibuat Pusing oleh Aturan Impor Baru China

SELASA, 14 DESEMBER 2021 | 06:26 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Aturan baru keamanan pangan yang diberlakukan otoritas bea cukai China membuat para produsen makanan dan minuman di beberapa negara kelimpungan.

Aturan yang dikeluarkan pada April lalu menetapkan bahwa semua fasilitas manufaktur, pemrosesan, dan penyimpanan makanan di luar negeri harus didaftarkan pada akhir tahun agar barang-barang mereka dapat mengakses pasar China.

Itu berarti hanya tersisa beberapa minggu lagi sebelum menuju 1 Januari di mana aturan tersebut resmi berlaku.


China telah mencoba menerapkan aturan baru yang mencakup impor makanan. Hal ini memicu tentangan dari eksportir.

Administrasi Umum Bea Cukai China (GACC) yang mengawasi iterasi terbaru dari aturan, telah memberikan sedikit penjelasan mengapa semua makanan, bahkan yang dianggap berisiko rendah seperti anggur, tepung dan minyak zaitun, tercakup dalam persyaratan baru tersebut.
Prosedur terperinci yang menjelaskan cara mendapatkan kode pendaftaran yang diperlukan, ternyata hanya dikeluarkan pada Oktober lalu. Sementara situs web untuk perusahaan baru diizinkan mendaftarkan diri secara online pada bulan lalu.

Para ahli mengatakan ini adalah upaya untuk lebih mengawasi sejumlah besar makanan yang tiba di pelabuhan China, dan menempatkan tanggung jawab keamanan pangan pada produsen daripada pemerintah.

Seorang diplomat Eropa yang berbasis di Beijing mencoba membantu produsen makanan dengan langkah-langkah baru. Ia mengungkapkan bahwa aturan baru yang dikeluarkan China akan mengganggu rantai pasokan besar.

"Kami sedang menuju gangguan besar setelah 1 Januari," katanya, seperti dikutip dari Reuters.

Impor makanan China telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir di tengah meningkatnya permintaan dari kelas menengah yang besar. Menurut sebuah laporan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat, nilai import China mencapai 89 miliar dolar AS pada 2019, menjadikan China pengimpor makanan terbesar keenam di dunia.

Penasihat pertanian di Delegasi Uni Eropa di Beijing, Damien Plan, mengatakan, Uni Eropa telah mengirim empat surat ke Bea Cukai tahun ini meminta kejelasan mengenai peluncuran aturan baru dan meminta lebih banyak waktu untuk implementasi.

Namun, GACC belum memberikan komentarnya, termasuk soal mengapa tidak memberi produsen makanan lebih banyak waktu untuk bersiap.

Pekan lalu, GACC setuju bahwa implementasi hanya berlaku untuk barang yang diproduksi pada atau setelah 1 Januari, yang secara efektif memberikan penundaan untuk produk yang sudah dikirim, kata diplomat Eropa, meskipun belum menerbitkan pemberitahuan resmi.

Namun, beberapa diplomat dan eksportir mengatakan mereka melihat aturan tersebut sebagai hambatan perdagangan untuk produk luar negeri.

Direktur eksekutif Asosiasi Perdagangan Pertanian Amerika Serikat Barat (WUSATA), Andy Anderson, sebuah kelompok perdagangan yang mempromosikan ekspor makanan AS, mengatakan ini adalah hal yang paling kejam yang dilakukan China.

“Kami tidak pernah memiliki sesuatu yang sekejam ini dari China,” katanya, menambahkan bahwa aturan itu sebagai "penghalang perdagangan non-tarif".

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya