Berita

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron/Repro

Hukum

Ironis, Saat Ini Publik Seperti Permisif terhadap Koruptor

SELASA, 07 DESEMBER 2021 | 16:52 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai saat ini publik seperti permisif terhadap koruptor. Karena mereka tetap memilih kepala daerah yang salah satu keluarganya pernah diproses hukum oleh KPK.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, saat menjadi Keynote Speech di acara rangkaian Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2021 dalam pembukaan Rakornas Pendidikan Antikorupsi (PAK) 2021 yang disiarkan langsung di kanal YouTube KPK, Selasa pagi (7/12).

Ghufron memaparkan, sejak 2004-2021 KPK telah melakukan penangkapan seribu lebih koruptor.


"Harapannya ditangkap, ditangkap, ditangkap. Asumsinya kalau ditangkap, yang ditangkap jera. Yang lain yang tahu bahwa ada penangkapan-penangkapan harapannya takut. Tapi apakah jera, apakah takut? Faktanya tidak Pak," ujar Ghufron seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Selasa siang (7/12).

Ghufron lantas mencontohkan adanya penangkapan terhadap bupati dan tiga bupati pengganti secara berturut-turut yang terjadi di satu daerah.

"Itu pertama, kedua, ada bupati kena, maka (saat) pemilihan bupati lagi, siapa yang dicalonkan? Istrinya, istrinya menang pak. Anaknya maju, bapaknya bupati kena, anaknya maju menggantikan. Apakah kemudian dicaci oleh publik? Apakah kemudian tidak dipilih oleh publik? Ternyata menang. Ini menunjukkan apa, publik seperti permisif terhadap koruptor saat ini," tegas Ghufron.

Sehingga, ketika seseorang ditangkap KPK dan dijebloskan ke penjara seharusnya mengakibatkan ia dan keluarganya terhina. Akan tetapi faktanya tidak demikian.

"Faktanya masih dipilih oleh publik. Itu menunjukkan bahwa bukan hanya pejabatnya yang sudah membiasakan korup, tapi publik juga pemilihnya memilih orang-orang itu bukan lagi berdasarkan yang terbaik, tapi berdasarkan amplop amplop amplop," jelas Ghufron.

"Mau pinter, mau terampil, mau berdedikasi, tidak punya amplop, tidak dipilih. Mau tidak berdedikasi, tapi amplopnya tebal, itu yang dipilih. Ini fenomenanya saat ini Pak," kata Ghufron menutup.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya