Berita

Gaya kepemimpinan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menjadi sorotan/Net

Dunia

Gaya Kepemimpinan Dikritik, Kamala Harris Tukang Bully?

SENIN, 06 DESEMBER 2021 | 23:52 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Gaya kepemimpinan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menjadi sorotan karena belakangan muncul kritik dari beberapa mantan stafnya. Mereka menilai bahwa selama mejadi staf Harris, mereka harus berurusan dengan "kritik yang menghancurkan" darinya.

Kritik atas gaya kepemimpinan Harris muncul sejak beberapa minggu terakhir, terutama setelah terjadi ketegangan di lingkaran dalam Harris yang dipicu oleh hengkangnya beberapa staf utama Harris. Salah satu di antara mereka yang angkat kaki adalah juru bicara Harris Symone Sanders.

The Washington Post melihat lebih dekat stuasi itu dengan berbicara dengan 18 orang, di antaranya adalah mantan staf, anggota tim Harris saat ini, pejabat Gedung Putih dan beberapa sumber anonim.


Hasilnya, media itu menemukan bahwa ada kritik bahwa gaya kepemimpinan Harris yang tidak konsisten dan terkadang merendahkan stafnya. Tidak jarang ia melontarkan kritik pedas, bahkan kepada staf berpengalaman.

Menurut salah satu mantan staf Harris anonim yang dikutip oleh The Washington Post, orang-orang yang bekerja dengan Harris harus menghadapi kritikan yang menghancurkan jiwa dan juga menggerus kepercayaan diri.

"Jadi, Anda terus-menerus menopang seorang tukang bully dan tidak begitu jelas alasannya," kata seorang mantan ajudan kepada media itu.

Kritik soal gaya kepemimpinan Harris juga menuai komentar dari mantan ahli strategi Demokrat Gil Duran.

“Kisah kekacauan seperti itu memiliki nada yang akrab bagi para pengamat Harris di California. Sebagai mantan staf Harris yang berhenti setelah lima bulan di tahun 2013, saya tidak terkejut. Tetap saja, sedih melihatnya mengulangi pola destruktif lama yang sama di bawah tatapan tajam korps pers Washington," ujarnya, sebagaimana dikabarkan ulang .

Meski begitu, di sisi lain, pendukung Harris menilai bahwa semua kritik yang ditujukan padanya didasarkan pada rasisme dan seksisme yang telah membayangi Harris sepanjang karirnya.

Sean Clegg, seorang mitra di sebuah konsultan yang pernah bekerja dengan Harris di masa lalu menilai bahwa Harris adalah bos yang tangguh.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

PIP Berubah Jadi Kartu Undangan Kampanye Anggota DPR

Senin, 15 Desember 2025 | 06:01

Perpol versus Putusan MK Ibarat Cicak versus Buaya

Senin, 15 Desember 2025 | 05:35

Awas Revisi UU Migas Disusupi Pasal Titipan

Senin, 15 Desember 2025 | 05:25

Nelangsa Dipangku Negara

Senin, 15 Desember 2025 | 05:06

Karnaval Sarendo-Rendo Jadi Ajang Pelestarian Budaya Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 04:31

Dusun Bambu Jual Jati Diri Sunda

Senin, 15 Desember 2025 | 04:28

Korupsi di Bandung Bukan Insiden Tapi Tradisi yang Dirawat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:10

Rektor UI Dorong Kampus Ambil Peran Strategis Menuju Indonesia Kuat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:06

Hutan Baru Dianggap Penting setelah Korban Tembus 1.003 Jiwa

Senin, 15 Desember 2025 | 03:31

Jangan Keliru Tafsirkan Perpol 10/2025

Senin, 15 Desember 2025 | 03:15

Selengkapnya